SRINAGAR (Arrahmah.com) – Pemerintah pendudukan India berusaha untuk memperlihatkan kekuasaannya hingga di media sosial yang digunakan di Jammu dan Kashmir dengan dalih menangani ancaman keamanan di wilayahnya, Milli Gazzete melaporkan pada Rabu (5/4/2017).
Pihak berwenang mengklaim kelompok separatis menggunakan media sosial untuk meradikalisasi anak muda agar turut mengangkat senjata melawan negara bagian India.
“Saya dapat memberitahu Anda dengan pasti bahwa ada penyalahgunaan media sosial oleh unsur-unsur yang menentang perdamaian di wilayah ini, di negara kita,” klaim Direktur Jenderal Polisi Kashmir, Shesh Paul Vaid, kepada media di Srinagar.
Petugas mengatakan kelompok militan memiliki kontrol atas sekitar 300 grup WhatsApp, yang masing-masing memiliki lebih dari 250 anggota. Mereka juga menggunakan situs jaringan sosial lain seperti Facebook, katanya.
Media setempat mengatakan pihak berwenang telah memblokir 10.000 akun Facebook dan 500 grup WhatsApp, menelusuri hubungan dengan kelompok teror yang beroperasi dengan bantuan negara tetangga Pakistan.
Pakistan telah secara konsisten membantah tuduhan tersebut.
Namun, memblokir media sosial adalah “tugas berat” karena siapapun mampu dengan mudah membuat akun baru, kata sumber di koran lokal.
Menteri Dalam Negeri Federal India, Rajnath Singh, mengatakan kepada majelis rendah di parlemen pada 1 April bahwa “tren baru” telah muncul di Kashmir, di mana media sosial telah digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbasis di Pakistan untuk kegiatan protes langsung. (althaf/arrahmah.com)