ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Kementerian Luar Negeri Pakistan
mengutuk aksi kekerasan yang sedang berlangsung di Srinagar saat misi pencari fakta OKI berupaya mengakses wilayah yang disengketakan tersebut, AA melansir pada Kamis (30/3/2017).
Menuduh India melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Kashmir, Pakistan mendesak masyarakat internasional untuk memastikan “New Delhi bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida” yang terjadi.
Juru bicara kementerian luar negeri Pakistan, Nafees Zakaria, kepada wartawan di Islamabad, pada Kamis (30/3), “Kami sangat sedih, terkejut dan sangat mengutuk pertumpahan darah tanpa henti terhadap warga yang tak berdosa dan tak berdaya di Kashmir yang diduduki India.”
“Untuk menekan hak Kashmir dalam menentukan nasib mereka sendiri, India menggunakan kekerasan dan telah memulai pembunuhan warga Kashmir.”
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Wakil Tetap India pada Konferensi Perlucutan Senjata, Amandeep Singh Gill, yang menyindir Pakistan sebagai ‘negara teroris internasional’ yang memiliki senjata pemusnah massal yang merupakan bahaya nyata dan hadir untuk keamanan internasional.
“Dalam tindakan yang paling hina, pasukan pendudukan India bahkan menggunakan senjata api pada mereka yang sedang menunaikan shalat jenazah di Kashmir.”
“Pembunuhan terhadap warga Kashmir ini merupakan tambahan atas tewasnya 150 pasukan India sejak 8 Juli dan 20.000 orang dari mereka terluka,” tambah Zakaria.
Aksi ini berlangsung saat Komisi HAM Independen (IPHRC) buatan OKI mengunjungi Azad Kashmir untuk mengumpulkan sejumlah data korban kebrutalan India di wilayah tersebut.
IPHRC mendesak India untuk memberikan akses bagi misi pencari fakta melakukan investigasi atas tuduhan pelanggaran HAM di Kashmir. Permintaan ini dilakukan dalam kunjungan tiga hari mereka ke Islamabad dan Azad (wilayah Kashmir yang ada di bawah kekuasaan Pakistan) pada Kamis (30/3).
Tujuh anggota delegasi IPHRC membuat permintaan khusus pada pemerintah India untuk memfasilitasi kunjungan mereka dalam rangka mengobservasi situasi lapangan, namun India sendiri tidak memberikan respon apapun terkait hal ini. (althaf/arrahmah.com)