(Arrahmah.com) – Penelitian baru-baru ini menyebutkan bahwa gerakan fisik yang berulang-ulang dalam Shalat dapat mengurangi nyeri punggung bagian bawah jika gerakan Shalat dilakukan dengan benar.
Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa’ ayat 103)
Penelitian tersebut menemukan bahwa Shalat tidak hanya menghilangkan kecemasan, tapi secara klinis juga dapat mengembalikan sudut lutut dan punggung kembali ke tempat yang tepat.
“Gerakan Shalat mirip dengan yoga atau latihan intervensi terapi fisik yang digunakan untuk mengobari nyeri punggung bawah,” ujar Profesor sekaligus ketua Systems Science and Industrial Engineering Department, Mohammad Khasawneh, yang merupakan salah satu penulis dari “Sebuah studi ergonomis dari gerakan tubuh selama Shalat menggunakan model manusia digital” di International Journal of Industrial and Systems Engineering.
Penelitian tersebut menggunakan model manusia laki-laki India, Asia, Amerika, dan wanita sehat yang menggunakan komputer untuk melihat efek pada nyeri punggung bawah.
Peneliti menganalisis gerakan digital yang dihasilkan komputer dari para partisipan tersebut.
Temuan menunjukkan, membungkuk adalah gerakan yang paling menyebabkan tekanan pada punggung bawah, tapi untuk individu yang mengalami nyeri punggung bawah, gerakan yang melibatkan lutut dan bagian punggung itu justru dapat mengurangi rasa sakit. Kondisi ini berdasarkan bentuk tubuh masing-masing individu.
“Gerakan ini dapat (dengan aman) dianggap sebagai pengobatan klinis untuk nyeri punggung bawah, karena membutuhkan gerakan yang berbeda secara teratur,” kata Khasawneh.
Posisi sujud mampu meningkatkan elastisitas sendi. Posisi tersebebut direkomendasikan untuk dilakukan lebih lama.
“Kesehatan fisik dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, gaya hidup, dan agama. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara Shalat dan kewaspadaan mempertahankan gaya hidup sehat secara fisik.”
“Shalat dapat menghilangkan stres fisik dan kecemasan, sementara ada juga penelitian yang menunjukkan Shalat dapat dianggap sebagai pengobatan klinis efektif disfungsi neuro-muskuloskeletal.”
Menurut tim peneliti, gerakan yang salah dalam Shalat malah dapat meningkatkan rasa sakit.
Tim peneliti berencana untuk lebih memvalidasi temuan tersebut dengan percobaan fisik menggunakan sensor dan kamera untuk melacak tekanan pada bagian-bagian tubuh individu selama Shalat. (fath/muslimcouncil/arrahmah.com)