PARIS (Arrahmah.com) – Pemerintah Perancis mengatakan pada Rabu (15/3/2017) bahwa pasukan keamanan akan mulai membongkar kamp imigran lainnya yang terletak di dekat pelabuhan Dunkirk sesegera mungkin, setelah bentrokan meletus di kamp tersebut.
Populasi kamp Grande-Synthe telah membengkak menjadi skeitar 1.400 sampai 1.500 orang sejak dihancurkannya kamp di dekat Calais Oktober lalu yang berjarak sekitar 40 km.
“Ini bukan lagi hanya masalah membangun kembali ketertiban umum di kamp,” ujar Menteri Dalam Negeri Bruno Le Roux mengatakan dalam dengar pendapat di Senat Perancis seperti dilansir Daily Sabah.
Perancis akan terus melanjutkan pembongkaran kamp yang harus dimulai sesegera mungkin, lanjutnya.
Selama lebih dari satu dekade pantai utara Perancis telah menjadi magnet bagi para pengungsi dan imigran yang berusaha mencapai Inggris, dengan pihak berwenang Perancis berulang kali menghancurkan kamp-kamp di wilayah tersebut.
Kamp Grande-Syhthe saat ini dipadati oleh pengungsi Kurdi, dibangun oleh Dokter Tanpa Perbatasan (MSF) untuk menjadi rumah bagi imigran dan pengungsi yang tidur di tenda-tenda penampungan sementara.
Polisi turun tangan di kamp setelah lima orang terluka dalam bentrokan pada awal bulan. Seorang pria lain ditikam pada November lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)