ASTANA (Arrahmah.com) – Putaran ketiga pembicaraan terkait perang Suriah, yang didukung oleh Rusia dibuka di ibukota Kazakhstan, Astana, pada Selasa (14/3/2017) tanpa kehadiran faksi-faksi pejuang Suriah.
Pembicaraan yang disponsori oleh sekutu rezim Asad, Rusia dan Iran, serta Turki, datang sebagai upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Suriah.
Negosiator rezim Asad, Bashar Al-Jaafari, mengecam keputusan pejuang Suriah yang menurut klaimnya telah “menghina” pembicaraan namun ia juga mengklaim bahwa kemajuan bisa dibuat tanpa kehadiran mereka.
“Kami sangat ingin untuk memastikan keberhasilan jalan Astana, apakah dengan atau tanpa kehadiran faksi-faksi bersenjata,” klaim Jaafari seperti dilansir Zaman Alwasl.
Jaafari menegaskan bahwa delegasi “pemerintah” datang ke Astana terutama untuk bertemu dengan Rusia dan Iran dan kelompok oposisi tak bersenjata.
Putaran pembicaraan sebelumnya di Astana difokuskan untuk memperkuat “gencatan senjata” nasional yang ditengahi oleh Moskow dan Ankara namun runtuh karena pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh rezim Asad. (haninmazaya/arrahmah.com)