ANKARA (Arrahmah.com) – Sebuah pertikaian diplomatik antara Turki dan Belanda terkait kampanye warga Turki di luar negeri untuk referendum Turki meningkat pada 11 Maret ketika pemerintah Belanda tidak mengizinkan pesawat menteri luar negeri Turki mendarat.
Presiden Recep Tayyip Erdogan bereaksi dengan marah, dan mengancam akan melakukan hal yang sama terhadap diplomat Belanda. Dia juga menyebut Belanda sebagai “sisa-sisa Nazi” dan “fasis”.
Ini adalah yang kedua kalinya dalam sepekan ini dimana Erdogan telah menggunakan kata “Nazi”. Sebelumnya, pada 5 Maret, Erdogan menuding Jerman melakukan “praktik Nazi” karena telah membatalkan izin untuk menggelar kampanye terbuka bagi warga Turki di Jerman.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan kepada wartawan pada Sabtu (11/3) bahwa Erdogan telah membuat “pernyataan gila” yang “melampaui batas.”
Rutte mengatakan ia memahami bahwa para pejabat Turki marah. Ia menegaskan bahwa pemerintah Belanda “akan melakukan segala upaya untuk menjaga sebaik mungkin hubungan dengan Turki.”
“Tapi, tentu saja, hari ini bukan hari yang baik dalam hubungan Turki-Belanda,” kata Rutte.
Pemerintah Belanda pada 11 Maret melarang pesawat Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk mendarat. Ia mengatakan pihaknya telah mencabut kembali izin itu karena “berisiko terhadap ketertiban dan keamanan umum” yang disebabkan oleh kunjungan Cavusoglu ke Rotterdam.
Cavusoglu rencananya akan mengadakan rapat umum untuk mempromosikan referendum Turki yang dijadwalkan akan berlangsung bulan depan.
Cavusoglu mengatakan bahwa Turki akan menanggapi hal itu dengan memberikan sanksi ekonomi dan politik yang keras jika ia dilarang.
Kemudian pada 11 Maret, Erdogan mengancam akan membalas dengan membatasi penerbangan diplomat Belanda ke Turki, dan menyebut perilaku Belanda itu mengingatkan kepada Nazisme.
“Mereka adalah sisa-sisa Nazi, mereka fasis,” kata Erdogan saat pawai di Istanbul.
“Laranglah penerbangan menteri luar negeri kami sesuka kalian, tapi mulai sekarang mari kita lihat bagaimana penerbangan Anda akan mendarat di Turki,” tantang Erdogan.
(ameera/arrahmah.com)