JAKARTA (Arrahmah.com) – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al-Saud, dijadwalkan menemui sejumlah pemimpin organisasi masyarakat Islam saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta, Antara melansir pada Selasa (28/2/2017).
“Saya tidak bisa menyebutkan nama-nama mereka. Pemerintah Indonesia sendiri yang akan menentukannya,” kata duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi.
Raja Salman diagendakan berkunjung ke Masjid Istiqlal pada Kamis (2/3), setelah sehari sebelumnya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
Dalam kunjungan singkatnya selama 30 menit di Masjid Istiqlal, Raja Salman akan menunaikan shalat sunah tahiyatul masjid sebanyak dua rakaat.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan harapannya untuk mengatur pertemuan Raja Salman dengan sejumlah tokoh lintas agama guna membangun dialog.
“Ini kita sedang upayakan agar ada dialog dengan upaya kita memiliki persepsi sama mengurangi ekstremisme. Bagaimana moderasi kita kedepankan sehingga agama betul-betul kita rasakan manfaatnya dari sisi positif dalam menata peradaban dunia. Tidak justru sebaliknya agama dijadikan alat atau dipolitisasi untik tujuan tujuan pragmatis sekelompok orang saja,” ungkap Lukman.
Kunjungan Raja Salman ke Indonesia dengan membawa serta sekitar 1.500 delegasi, 10 orang diantaranya menteri dan 25 pangeran, dilaksanakan sebagai jawaban atas undangan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Arab Saudi pada 2015.
Dalam pertemuan bilateral antara kedua pemimpin negara tersebut, pemerintah Indonesia dan Arab Saudi akan menyepakati 10 nota kesepahaman di bidang keamanan, kesehatan, pendidikan, budaya, investasi, UKM, pertanian, perikanan, operasional penerbangan sipil, serta hal-hal mengenai Islam.
“Kaitannya dengan Kementerian Agama terkait peningkatan penyelenggaraan haji dan umroh dan terkait wakaf yang akan kami intensifkan untuk pendidikan keagamaan, kebudayaan dan khusus wakaf ada khusus nota kesepahaman yang akan ditindaklanjuti dalam program yang lebih konkrit,” jelas Lukman.
Mengenai wakaf, menurut Lukman, Arab Saudi lebih berpengalaman untuk menggunakan wakaf sebagai sarana mensejahterakan masyarakat luas.
“Pengalaman Arab Saudi lebih kaya dan kita lebih tahap charity sedangkan kita belum produktif, jadi ini yang akan kita kembangkan kedepan agar wakaf bukan hanya untuk masjid, untuk sekolah, tapi juga usaha-usaha produktif sehingga nilai harta yang diwakafkan itu bisa lebih dirasakan oleh masyarakat luas,” tambah Lukman.
Dari segi politik, kedua negara juga berkomitmen memperkuat hubungan yang selama ini telah terjalin harmonis sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak dalam G20. (althaf/arrahmah.com)