JENEWA (Arrahmah.com) – Delegasi oposisi utama Suriah meminta diskusi langsung dengan perwakilan pemerintah di pembicaraan perdamaian Jenewa IV yang bertujuan mengakhiri konflik enam tahun dengan mencapai solusi politik.
“Kami ingin pembicaraan langsung, negosiasi langsung. Hal ini cukup untuk orang-orang Suriah. Saya berharap dapat melihat mitra yang serius,” juru bicara High Negotiations Committe (HNC) Salem al-Muslat mengatakan kepada warawan di Jenewa pada malam pembicaraan dengan rezim dan Oposisi Suriah.
Mengkritik delegasi rezim, al-Muslat mengatakan “mereka di sini benar-benar tidak untuk bernegosiasi tentang transisi politik, tetapi mereka berada di sini hanya untuk membeli waktu dan melakukan banyak kejahatan di Suriah. Tidak ada kepercayaan dalam rezim ini.”
Dia mengatakan “Iran adalah negara pendudukan di Suriah” dan “tidak bisa menjadi negara penjamin”.
Staffan de Mistura mengatakan pada Rabu bahwa ia tidak dapat mengharapkan terobosan dalam pembicaraan pekan ini dan dia akan menolak prasyarat apapun menjelang perundingan yang akan fokus pada pemilihan umum, konstitusi, dan pemerintahan yang baru di Suriah.
De Mistura mengatakan Rusia meminta pemerintah Suriah untuk menghentikan pemboman selama pembicaraan.
“Hari ini, Federasi Rusia tidak mengumumkan mereka telah secara resmi meminta pemerintah Suriah untuk membungkam langit mereka (menghentikan pemboman) selama pembicaraan intra-Suriah,” de Mistura mengatakan.
Suriah telah terjebak dalam perang berdarah sejak awal tahun 2011, ketika rezim Bashar Asad menumpas protes pro-demokrasi yang meletus sebagai bagian dari pemberontakan Musim Semi Arab.
Sejak itu, lebih dari seperempat juta orang tewas dan 10 juta orang terpaska mengungsi ke berbagai negara, menurut PBB. Pusat Penelitian Kebijakan Suriah mengatakan korban tewas akibat perang di Suriah melebihi angka 470.000. (fath/arrahmah.com)