YANGON (Arrahmah.com) – Bentrokan antara pasukan keamanan Myanmar dan kelompok ‘militan’ telah menyebabkan dua tentara cedera di perbatasan Bangladesh dengan negara bagian Rakhine, Reuters melansir pada Ahad (19/2/2017).
Insiden ini meragukan klaim pemerintah Myanmar beberapa hari lalu bahwa wilayah tersebut telah kembali normal.
Bentrokan dilaporkan terjadi selama lima menit pada hari Jumat (17/2) di perbatasan dengan Bangladesh, Reuters mengutip pernyataan dari Kantor Penasihat Negara Myanmar yang dirilis Sabtu malam (18/2).
“Pasukan keamanan melindungi para pekerja yang sedang membangun pagar pembatas antara Pos 56 dan 57 di kota Buthidaung. Mereka diserang oleh sekitar 30 orang bersenjata yang tak dikenal dengan seragam hitam di bukit-bukit di sisi Bangladesh,” kata pernyataan itu sambil menambahkan bahwa orang-orang bersenjata mundur setelah pasukan keamanan membalas tembakan.
Pihak berwenang masih mengumpulkan informasi mengenai korban dari kelompok bersenjata.
Pasukan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), bagaimanapun, mengatakan mereka tidak mengetahui adanya bentrokan tersebut.
“Kami belum menerima kabar tersebut. BGB memiliki pengawasan ketat di perbatasan. Tidak ada laporan mengenai insiden seperti ini,” ujar Kolonel Raqibul Islam, Komandan BGB Sektor Cox Bazar, pada bdnews24.com Ahad (19/2).
Reuters mengatakan bahwa kantor negara konselor Myanmar dan militer tidak segera menanggapi permintaan mereka untuk berkomentar.
Setelah tewasnya sembilan polisi dalam serangan terpisah di pos keamanan dekat perbatasan Bangladesh pada 9 Oktober tahun lalu, Myanmar meluncurkan operasi militer di wilayah yang dihuni oleh mayoritas Rohingya.
Hampir 69.000 Muslim Rohingya menyeberang ke Bangladesh karena takut akan penganiayaan, menurut perkiraan PBB.
PBB mengatakan tindakan keras keamanan ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan etnis. (althaf/arrahmah.com)