YANGON (Arrahmah.com) – Kapal Nautical Aliya dalam pelayaran menuju Myanmar, 10 Jumadil Awwal 1438/ 7 Februari 2017. Kapal Nautical Aliya yang membawa bantuan dan relawan bagi misi kemanusiaan Food Flotilla for Myanmar kini sedang berada di perairan barat Kyun Me Gyee Myanmar dengan kecepatan kapal 8,8 knot.
Kapal yang membawa misi kemanusiaan ini berlayar dengan lancar dan diagendakan tiba di Pelabuhan Yangon, Myanmar pada Kamis 8 Februari 2017 ini.
Ketua misi yang juga Presiden Kelab Putera 1Malaysia (KP1M), Datuk Seri Abdul Azeez Abdul Rahim mengatakan, kapal tersebut tiba lewat sehari dari perkiraan karena faktor cuaca yang menyebabkan terpaksa bergerak pada kelajuan sekitar tujuh knot saja.
Menurutnya, Nautical Aliya yang memasuki Laut Andaman pada Selasa 6 Februari 2017 sekitar pukul 9.30 malam memperlambat pergerakan karena terpaksa belayar melawan angin berkelajuan kira-kira 10 knot dan arus bawah laut yang kuat.
“Jjadwal perjalanan misi ini lewat sehari dari perkiraan awal dan kita akan tiba di Yangon pada Kamis, kira-kira pukul 10.30 pagi,” katanya di kapal Nautical Aliya Rabu (7/2).
Kapal Nautical Aliya yang berlepas dari Pelabuhan Klang pada Jumat (3 Februari 2017) lalu akan dijadwalkan tiba di Yangon sebelum meneruskan perjalanan ke Teknaf, Bangladesh untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Muslim Rohingya di negara tersebut, demikian laporan Nurhadis Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) yang ikut di kapal tersebut.
Menurut Shaiful Yamin Dahlan, relawan dari MAPIM, yang turut serta di dalam misi tersebut, cuaca dan kondisi ombak berada dalam kondisi yang baik selama pelayaran dan ia bersyukur hingga kini, belum terjadi setiap situasi yang tidak diinginkan.
“Saya harap rakyat Malaysia dan seluruh masyarakat dunia mendukung dan mendoakan misi ini mencapai tujuannya” tegasnya.
Menurut Abdul Azeez, kedatangan kapal itu di Yangon sedang diurus Kementerian Luar Negeri Myanmar bersama-sama dengan tim peninjau KP1M yang sudah berada di sana.
Dia mengatakan, proses pemindahan barang bantuan dari kapal ke Pelabuhan Yangon akan dibantu oleh pekerja-pekerja dari Myanmar dan diperkirakan mengambil waktu dua jam.
“Waktu yang diperlukan untuk penyerahan barang bantuan kemanusiaan seperti 50.000 paket mie instan, 12.000 botol air mineral dan 10.000 barang kebersihan diri kepada pemerintah Myanmar adalah 10 jam,” jelasnya.
Abdul Azeez mengatakan, sebanyak 300 ton beras telah berada di Pelabuhan Yangon dan semua barang tersebut akan disalurkan kepada masyarakat yang memerlukan termasuk etnis Muslim Rohingya.
“Selepas selesai proses penyerahan bantuan di sana, misi ini akan meneruskan perjalanan ke Teknaf,” katanya.
(*/arrahmah.com)