WASHINGTON (Arrahmah.com) – Perintah presiden Trump untuk melarang imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim memasuki AS mulai menyentuh industri teknologi. Pada Sabtu (28/1/2017) CEO Google memimpin beberapa perusahan teknologi terkenal mengutuk larangan tersebut.
CEO Microsoft, Apple, Netflix dan Uber mengecam kebijakan Trump, yang akan mempengaruhi karyawan mereka yang bekerja di AS secara legal.
Mereka beralasan, industri teknologi Amerika bergantung kepada insinyur asing dan ahli teknik lainnya yang tercemin dalam persentase tenaga kerja yang cukup besar.
“Tindakan Trump menyakiti karyawan Netflix di seluruh dunia, dan juga karyawan non-Amerika, itu menyakiti kita semua,” kata CEO Netflix dan pendiri Reed Hastings di postingan Facebook, sebagaimana dilansir USA TODAY, Ahad (29/1/2017).
“Ini adalah waktunya untuk bahu membahu melindungi nilai-nilai kebebasan dan kesempatan Amerika.”
CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa langkah tersebut bisa berdampak terhadap setidaknya 187 karyawannya.
“Kami mengkhawatirkan dampak dari aturan ini dan setiap gagasan yang dapat memberlakukan pembatasan terhadap karyawan Google dan keluarga mereka, atau yang dapat menciptakan hambatan untuk membawa talenta besar ke AS,” kata Google dalam sebuah pernyataan.
“Kami akan terus mengemukakan pandangan kami tentang masalah ini untuk diketahui para pemimpin di Washington dan di tempat lain.”
“Saya ikut prihatin terhadap kebijakan Trump tentang imigrasi,” CEO Apple Tim Cook menulis memo kepada para karyawan yang diperoleh Associated Press. “Ini bukan kebijakan yang kami dukung.”
“Apple tidak akan ada tanpa imigrasi, apalagi berkembang dan berinovasi seperti yang kami lakukan,” tulis Cook mengacu pada pendiri Apple Steve Jobs, yang merupakan seorang putra dari imigran Suriah.
Surat perintah eksekutif presiden diantaranya adalah menunda masuknya semua pengungsi ke Amerika Serikat selama 120 hari, menghentikan penerimaan pengungsi dari Suriah tanpa batas waktu, dan melarang warga dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman memasuki AS selama tiga bulan.
(ameera/arrahmah.com)