BOGOR (Arrahmah.com) – Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Habib Rizieq Syihab menceritakan insiden penyerangan terhadap ulama dan santri oleh gerombolan preman dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Bandung, Kamis (12/1/2017) lalu. Hal ini disampaikannya pada pertemuan Ulama, Pimpinan Ponpes dan Ormas Islam di Majelis Al Ihya Bogor, Ahad (15/1).
Pada kesempatan itu selain Habib Rizieq, hadir pula KH Bachtiar Nasir, KH Muhammad al Khaththath, KH Abu Jibril, KH Husni Thamrin selaku tuan rumah dan ulama lainnya, demikian lansir Suara Islam.
Kata Habib Rizieq, dua hari sebelum pemeriksaan dirinya, ada apel GMBI di Polda Jabar. “Ada apa para preman diapelkan? berarti mereka punya rencana sesuatu,” ujarnya.
Pada Kamis itu, kata Habib, para preman itu jam enam pagi sudah kumpul di Polda Jabar, “Dan kita punya videonya, mereka bawa kayu, besi, balok, golok. Itu untuk apa? dan mereka bisa masuk arena polda jabar sementara umat Islam lewat pagar saja tidak boleh,” ungkapnya.
“Selidik punya selidik ternyata Kapolda Jabar adalah Ketua Pembina GMBI,” tambahnya.
Sejak Kamis pagi itu, sedikit demi sedikit umat Islam mulai berdatangan hingga kumpul ribuan orang, saat itu gerombolan GMBI agak mundur ke belakang.
“Pertanyaannya, untuk apa mereka dikerahkan? kalau seandainya ribuan umat Islam tidak datang, mereka akan menekan polisi agar saya dipenjara dan bisa saja menyerang para ustaz yang mendampingi saya,” jelas Habib Rizieq.
Dia mengungkapkan, sejak pagi hingga selesai mau pulang suasana kondusif, “Bahkan saya ajak massa untuk pulang dengan tertib, dengan tenang, jaga akhlak dengan baik,” jelasnya.
Namun tidak lama kemudian, ada massa paling belakang yang tertinggal diserang oleh para preman itu. Akibatnya sejumlah Ustaz dan santri terluka, mobilnya juga dirusak. “Bahkan ada santri kepalanya dipukul pakai balok itu dua hari koma belum sadarkan diri,” tuturnya.
Tidak sampai disitu, rombongan Habib Rizieq bersama ulama dan ibu-ibu juga nyaris dikeroyok setelah mampir di rumah makan. Namun saat itu, Habib Rizieq dan rombongan sudah meninggalkan rumah makan. Tetapi ada anggota FPI yang mengawal di belakangnya itu dikeroyok para preman itu.
Sayangnya usai insiden tersebut, Kapolda Jabar Anton Charliyan malah menjenguk para preman, sementara para santri yang terluka tidak dilihat sama sekali.
Kata Habib Rizieq, video rencana melukai para ulama dan santri sudah ada. “Dan sudah disebarkan agar semua tahu siapa yang jahat, agar mereka jangan selalu menyalahkan umat Islam,” jelasnya.
Dan bukti-bukti tersebut, besok akan dibawa ke Mabes Polri. “Oleh karena itu besok pagi (Senin 16/1) kita kumpul di Masjid Al Azhar Jakarta untuk kemudian bersama-sama datangi Mabes Polri, kita minta Kapolri agar Kapolda Jabar dicopot, karena telah sengaja mengerahkan preman untuk menyerang ulama dan santri. Ini kejahatan serius dan pelanggaran HAM yang tidak boleh dibiarkan,” ujarnya.
“Dan kita juga akan laporkan ke Propam Mabes Polri agar yang bersangkutan diseret ke pengadilan,” tambahnya.
Oleh karena itu, kata Habib Rizieq, besok akan digelar Aksi Bela Ulama untuk menuntut ketegasan hukum terhadap Kapolda yang bersalah. “Dan Kapolri tidak boleh lemah dan takut untuk menindak Kapolda yang salah,” tandasnya, dikutip Suara Islam.
(azm/arrahmah.com)