ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Selasa (10/1/2017) bahwa negaranya tidak akan mentolerir organisasi teror, yang ia gambarkan sebagai “kelompok pembunuh yang haus darah dan musuh Turki.”
“Kondisi pertama untuk keberhasilan perjuangan melawan terorisme di luar negeri adalah untuk menjaga negara kita tetap utuh,” katanya. “Jika kita tidak dapat memberikan ketenangan, keamanan, dan kesejahteraan di negeri kita sendiri, kita tidak bisa mengambil langkah di luar negeri.”
Ia mengatakan bahwa semua kelompok teror telah bersumpah untuk menghancurkan Turki. “Tapi kita tidak akan mentoleransi setiap organisasi teroris,” tambahnya.
Erdogan juga mengkritik negara-negara yang mengubah sikap mereka pada pertempuran melawan IS (Islamic State atau biasa dikenal ISIS).
Erdogan mengatakan bahwa Turki telah ditinggal sendirian dalam perjuangan melawan terorisme.
Turki telah mengambil langkah-langkah untuk mendindak ISIS sejak kelompok tersebut melakukan serangkaian serangangan di Turki.
PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa, telah melanjutkan kampanye bersenjata sejak bulan Juli 2015.
Lebih dari 1.100 orang, termasuk lebih dari 800 personil keamanan dan lebih dari 300 warga sipil, tewas dalam serangan PKK.
Sementara itu, lebih dari 4.000 personel keamanan dal lebih dari 2.000 warga sipil terluka, lansir AA. (fath/arrahmah.com)