DAMASKUS (Arrahmah.com) – Presiden Suriah Bashar Asad mengklaim bahwa pemerintahannya siap untuk bernegosiasi tentang “segala hal” dalam pembicaraan damai yang diusulkan di Kazakhstan, namun belum jelas siapa yang akan mewakili oposisi dan tanggal belum ditetapkan.
Asad juga mengatakan gencatan senjata yang ditengahi oleh Turki dan Rusia menjelang pembicaraan tersebut dilanggar untuk merebut daerah dekat Damaskus, di mana pihak oposisi mengontrol pasokan air utama untuk ibukota.
Ketika ditanya apakah pemerintah siap untuk mendiskusikan posisi Asad sebagai presiden, ia mengklaim: “Ya tapi posisi saya terkait dengan konstitusi. Jika mereka ingin membahas hal ini, mereka harus berdiskusi dengan konsitusi”.
Sebagaimana dilansir Al Arabiya (9/1/2017), ia mengklaim bahwa setiap masalah konstitusional harus ditempatkan ke referendum, dan itu terserah rakyat Suriah untuk memilih presiden. (fath/arrahmah.com)