WADI BARADA (Arrahmah.com) – Seorang pejabat senior faksi pejuang Suriah membantah laporan pada Jum’at (6/1/2017) bahwa “gencatan senjata” telah dicapai antara pejuang Suriah dengan rezim Asad di daerah Wadi Barada dekat Damaskus, di mana pemboman terus-menerus telah merusak sumber air utama untuk wilayah ibukota.
Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan milisi Syiah sekutunya telah melancarkan serangan dua pekan lalu untuk merebut Wadi Barada di mana sebuah mata air memberikan pasokan ke empat juta orang di ibukota, lansir Zaman Alwasl.
Sebuah media pro-“Hizbullah” melaporkan bahwa gencatan senjata telah dicapai di daerah itu. Namun, Munir Sayal, kepala sayap politik Harakah Ahrar Syam mengatakan kepada Reutersbahwa laporan itu merupakan kebohongan.
Dia mengatakan bahwa rezim pada Kamis (5/1) menolak gencatan senjata yang akan memungkinkan untuk memperbaiki stasiun pemompaan air dan membiarkan warga dari dua desa terdekat untuk mengungsi.
Pejuang Suriah mengatakan pasukan rezim telah membombardir stasiun pemomaan air pada awal kampanye militer di wadi Barada. PBB mengatakan tindakan itu merupakan penargetan yang di sengaja, namun menolak untuk mengatakan pihak yang bertanggung jawab. (haninmazaya/arrahmah.com)