YANGON (Arrahmah.com) – Pemerintah Myanmar pada Senin (2/1/17) berjanji untuk menyelidiki video yang beredar secara viral belakangan ini yang menunjukkan pemukulan Muslim Rohingya yang dilakukan oleh petugas kepolisian, seperti dilansir AFP.
Puluhan ribu orang dari kelompok etnis teraniaya dan dibenci oleh mayoritas Buddha Myanmar telah melarikan diri dari operasi militer di negara bagian Rakhine yang diluncurkan setelah serangan terhadap pos polisi.
Bangladesh mengatakan sekitar 50.000 Rohingya telah melarikan diri melintasi perbatasan selama dua bulan terakhir. Banyak yang melaporkan pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran di tangan pasukan keamanan Myanmar.
Kisah-kisah mereka telah memicu peringatan global dan menyulut protes terhadap pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang telah dituduh tidak melakukan upaya apapun untuk membantu Rohingya.
Sementara Suu Kyi mengklaim pemerintahnya telah mengirimkan pasukan untuk memburu ‘militan’ di balik serangan mematikan di pos polisi perbatasan, serta menyangkal tudingan kekejaman dan kekerasan di negara bagian Rakhine.
Namun demikian, pihak berwenang dalam pernyataan yang disiarkan di media negara pada Senin (2/1) berjanji untuk mengambil tindakan “terhadap polisi yang diduga memukuli penduduk desa Kotankauk selama operasi pembersihan daerah pada 5 November lalu.”
Puluhan video muncul dan menunjukkan pasukan keamanan melakukan kekerasan terhadap Muslim Rohingya, tapi pertama kalinya pemerintah Myanmar mengatakan akan mengambil tindakan atas pasukan mereka. (althaf/arrahmah.com)