KUWAIT (Arrahmah.com) – Seorang Muslimah Cina kelahiran Saudi melakukan sedikit yang dia bisa untuk tetap menjaga agar bahasa Arab tetap hidup dengan mengajarkan membaca, berbicara dan menulis bahasa Arab disamping bahasa Cina.
Lahir dari orang tua Cina-Muslim dari provinsi Hainan, Ayah Saeed dibesarkan di Arab Saudi sebelum kemudian keluarganya pindah ke Kuwait di mana dia sekarang bekerja sebagai guru.
“Saya pertama kali belajar bahasa Arab ketika orang tua saya mengajarkan kami Al-Quran. Cintaku terhadap bahasa tersebut tumbuh selama bertahun-tahun dan sekarang saya mengajarkan kepada para siswa bahasa Arab dan bahasa Cina,” ungkap Saeed kepada Al Arabiya sebagaimana dilansir Saudi Gazette, Ahad (1/1/2017).
Selama musim panas, Ayah Saeed menghabiskan waktunya di Cina mengajar bahasa Arab bagi mereka yang tertarik dengan dunia Arab. Dia mengatakan kepada Al Arabiya bahwa siswa di luar negeri jauh lebih perhatian dalam belajar bahasa Arab.
“Mereka memiliki semangat yang tak terlukiskan untuk belajar bahasa Arab, hingga mereka tertarik untuk belajar secara spesifik pengucapan setiap kata-kata dalam bahasa Arab,” katanya.
Sangat jarang menemukan orang asing yang berbicara bahasa Arab dengan fasih, apa lagi seorang wanita Cina di sekolah umum Kuwait mengajarkan bahasa asli mereka, ujarnya.
“Pada awalnya, beberapa siswa perempuan saya terkejut melihat seseorang yang nampak seperti saya berbicara dalam bahasa Arab,” kata Ayah Saeed kepada Al Arabiya saat berbicara bahasa arab dengan menggunakan bahasa Kuwait.
Ketika ditanya tentang aksennya, Ayah Saeed mengatakan bahwa dia selalu berfokus pada penggunaan bahasa dan bukan hanya bagian-bagian teoritis di balik itu.
“Saya selalu berpikir bahwa penting untuk berlatih dan menggunakan bahasa Arab dalam lingkungan saya,” kata dia.
Apakah pernah ada kejadian lucu ketika seseorang menganggap bahwa dia tidak bisa berbicara bahasa Arab?
Ayah Saaed mengatakan bahwa ada banyak kejadian lucu, tapi ada satu yang diingat. “Kami berada di sebuah bandara di Cina dan ada satu keluarga Arab yang sedang mengalami beberapa masalah dengan pengaturan perjalanan mereka. Mereka mendekati kami karena mereka melihat kami berjilbab. Mereka bertanya dalam bahasa Inggris yang kacau, dan mereka terkejut ketika kami menjawab dalam bahasa Arab,” kenangnya.
(ameera/arrahmah.com)