ALEPPO (Arrahmah.com) – Beberapa bus yang mengevakuasi warga dan mereka yang terluka dari dua desa Syiah yang terkepung, desa Al-Fu’a dan Kefraya telah diserang dan terbakar pada Ahad (18/12/2016), ujar laporan kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Beberapa bus yang diiringi oleh kendaraan Bulan Sabit Merah mencapai pintu masuk desa-desa yang terletak di provinsi Idlib.
Koalisi pasukan yang mendukung rezim Bashar Asad telah menuntut agar orang-orang dari dua desa tersebut meninggalkan desa dalam pertukaran untuk memungkinkan evakuasi warga sipil yang tersisa di Aleppo timur.
Media corong propaganda rezim Asad, menyiarkan cuplikan rekaman dari pembakaran bus hijau dan menyebut kelompok “teroris bersenjata” telah menyerang lima bus dan menghancurkannya
Televisi pro-rezim Asad, Mayadeen menuduh kelompok Jabhah Fath Syam yang sebelumnya dikenal dengan nama Jabhah Nushrah berada di balik serangan itu. Namun penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa itu tidak terjadi.
Syaikh Al-Muhaysini memberikan tanggapan terkait penyerangan tersebut dan membantah bahwa Mujahidin Jabhah Fath Syam (JFS) telah melakukannya.
“Kita berhadapan dengan kesepakatan dimana para pemimpin melihat manfaat bagi ummat Islam. Dan Allah menekankan pentingnya memenuhi perjanjian. Ini adalah karakteristik ummat Islam untuk setia kepada perjanjian mereka dan tidak berkhianat.,” ujar Syaikh Al-Muhaysini dalam rekaman audio Telegram seperti dilaporkan oleh Anshar Al-Islam pada Senin (19/12/2016).
“Singkatnya, apa yang sedang terjadi adalah ada empat puluh ribu muslim pria, wanita, anak-anak dan saudara-saudara kita di Aleppo. Allah tidak memberikan kita kekuatan untuk mematahkan pengepungan pada mereka, sehingga para pemimpin dipaksa menyelesaikan dan sepakat karena pertimbangan itu. Dan mereka melihat manfaat dalam memindahkan sekelompok orang dari Al-Fu’a dan Kefraya yang jumlahnya tidak sama bahkan sepersepuluh dari rakyat kami yang akan ditransfer dari Aleppo. Jadi, para pemimpin memutuskan hal itu meskipun kesedihan menggelayuti hati mereka dan meskipun mereka benci untuk melakukannya, namun masalah ini tidak diputuskan dengan emosi, melainkan melalui pendekatan berdasarkan fokus pada manfaat. Mereka mulai memindahkan warga sipil dari Aleppo yang kini menyerupai tahanan yang ditawan. Tapi kami terkejut oleh individu yang membakar bus-bus ini, bahkan jika mereka melakukannya karena semangat atau sejenisnya, ini tidak diperbolehkan dan dilarang dalam syari’at,” lanjut Syaikh Al-Muhaysini menjelaskan.
Dalam pesannya Syaikh Al-Muhaysini juga berpesan untuk para pejuang agar takut kepada Allah terkait dengan apa yang dialami oleh warga di Aleppo. (haninmazaya/arrahmah.com)