ALEPPO (Arrahmah.com) – Seorang aktivis Suriah di Aleppo timur mengatakan pada Jum’at (16/12/2016) bahwa rezim Asad dan teroris pro-rezim menahan ratusan warga sipil di wilayah yang dikuasai oleh rezim.
Berbicara dalam sebuah video yang ia terbitkan di Twitter, Lina Shamy mengatakan bahwa sejumlah besar orang kembali dari titik evakuasi ke kota yang terkepung setelah rezim dan teroris pro-rezim melanggar gencatan senjata, lansir Daily Sabah.
Menyatakan bahwa masih ada ribuan warga sipil dan orang-orang yang terluka di wilayah Aleppo yang terkepung, dia juga membagikan gambar dari orang-orang yang kembali dari titik evakuasi.
“Tidak ada pengawasan internasional pada evakuasi,” ujar Shamy.
Dia juga mengklaim bahwa Palang Merah Internasional dan organisasi kemanusiaan telah meninggalkan warga sipil sendirian di wilayah yang dikuasai oleh rezim, menambahkan bahwa mereka “tidak bisa kembali” dan telah diancam dengan pembantaian.
Senada dengan laporan oleh Lina Shamy, ElDorar AlShamia juga melaporkan adanya pembunuhan terhadap warga sipil oleh milisi Syiah yang didukung Iran saat proses evakuasi berlangsung
Milisi Syiah Iran dan “Hizbullah” pada Jum’at menahan konvoy warga sipil yang telah berangkat yang diiringi oleh Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah di sebuah pos pemeriksaan pasukan Rusia di pintu masuk kota.
Seorang pemimpin dari Uni Fastaqem, Mulham Akidi mengungkapkan rincian insiden, mengofirmasi bahwa milisi Syiah menghentikan konvoy selama seperempat jam, dan mengepungnya dengan tank dan BMP.
Akidi menambahkan bahwa milisi telah mengosongkan seluruh mobil dan membuat warga sipil ketakutan, di mana seorang pejuang Suriah dan tiga warga sipil tewas dan 8 lainnya luka-luka.
Anggota pertahanan sipil Suriah juga menyampaikan kepada ElDorar AlShamia bahwa milisi Syiah telah menjarah semua barang warga, dan mengambil dokumen seperti paspor dan kartu identitas, menghina semua orang dan memukuli beberapa pemuda.
Menambahkan bahwa milisi telah mengambil kendaraan pertahanan sipil dan warga sipil secara paksa.
Laporan oleh ElDorar AlShamia mengatakan bahwa konvoy yang terdiri dari 800 orang kembali ke lingkungan yang terkepung di Aleppo setelah insiden tersebut berlangsung.
Sementara itu, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di akun Twitter pada Jum’at (16/12) mendesak semua pihak masyarakat internasional untuk mematuhi gencatan senjata dan mendukung pelaksanaan proses evakuasi.
“Gencatan senjata yang ditengahi Turki di Aleppo dan kelanjutan evakuasi adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk orang-orang yang tidak bersalah,” tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.com)