SOLO (Arrahmah.com) – Ribuan Muslim se Solo Raya menggelar aksi damai solidaritas untuk Muslim Aleppo, Suriah, di Bundaran Gladag, Solo, Jumat (16/12/2016). Aksi ini diprakarsai dan digerakkan oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).
Massa aksi berdatangan dengan berjalan kaki maipun naik motor. Sejumlah elemen Muslim yang tampak hadir yakni; Ponpes Al Mukmin Ngruki, Ponpes Baitul Quran, Darusy Syahadah, FKAM, Hisbullah Sunan Bonang, LUIS, JAS, FOSAM, KAMMI, FOSIKOM, Al Huda, MMI, FUI Klaten, FUI Karanganyar dan SAR JUBA Resque
Orasi tentang penindasan di Aleppo dan pentingnya solidaritas kaum Muslimin disampaikan bergantian oleh Ust. Arifin Badres, Ust Mas’ud Izzul Mujahid, Ust. Surowijoyo, Ust. Edi Lukito, dan perwakilan dari FKAM dan Santri Al Mukmin Ngruki
Para orator sepakat menyebut Bashar Asad adalah penjahat perang abad ini. Selain itu perlunya membantu untuk warga Aleppo untuk kebutuhan hidup lahir maupun batin
Pada kesempatan itu Ustadz Surowijoyo membacakan surat pernyataan sikap Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Sedangkan doa penutup oleh ust. Izzul Mujahid
Ditengah doa, hujanpun pun turun, menambah kekusukan umat Islam Solo Raya mendoakan kaum Muslimin di Aleppo.
Humas aksi Endro Sudarsono dalam keterangannya kepada redaksi mengatakan, acara berjalan lancar dan sukses, para peserta meninggalkan lokasi aksi menjelang adzan Ashar.
Diketahui, rezim Syiah Suriah Bashar Asad dan sekutu-sekutunya tidak hanya menghancurkan kota demi kota, namun mereka juga terus menerus membunuh secara brutal saudara-saudari Muslim Suriah kita tanpa bimbingan agama atau etika kemanusiaan. Ribuan warga sipil dan pejuang oposisi meninggalkan di Aleppo timur pada Kamis (15/12) di bawah kesepakatan evakuasi yang akan memungkinkan rezim Syiah Suriah untuk mengambil kontrol penuh atas kota tersebut setelah bertahun-tahun pertempuran, sementara itu sebanyak 50.000 orang masih terjebak di kota itu. Bahkan menurut wartawan di lokasi kejadian, sedikitnya empat warga sipil telah tewas dan empat lainnya terluka ketika milisi Syiah yang didukung Iran melepaskan tembakan ke arah konvoy evakuasi warga sipil yang terluka dari lingkungan Aleppo timur.
Saksi menggambarkan adegan pembantaian sebelumnya terjadi di sana dengan warga sipil yang terbaring di tengah puing-puing di jalan-jalan Aleppo timur sementara warga yang putus asa duduk di trotoar yang dijadikan sebagai tempat penampungan.
“Derita kami dikepung. Mengapa kami bersembunyi? Tidak ada yang bisa kami lakukan. Kami akan mati atau ditangkap,” kata Ibrahim Abu Al-Laith, juru bicara tim penyelamat White Helmet.
Jan Egeland, penasihat khusus PBB untuk Suriah, Selasa (13/12), mengatakan 24 jam terakhir telah menjadi situasi paling dramatis sejauh ini, menyebutnya sebagai “pertempuran berdarah, pahit, mengerikan untuk Aleppo.”
(azmuttaqin/arrahmah.com)