ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia membahas situasi terkini di Aleppo, Suriah, dan Irak bersama Presiden AS Barack Obama pada Kamis (15/12/2016), lansir AA.
Dalam pernyataan yang dibuat saat konferensi pers di Ankara dengan rekannya yang berasal dari Slovenia, Borut Pahor, Erdogan mengatakan: “Kami memiliki percakapan yang panjang dengan Obama. Saya memberitahukan padanya tentang masalah evakuasi di Aleppo dan dia bertanya bagaimana dia bisa membantu.”
“Mendapati sebuah tragedi pada abad ke021 adalah sebuah hal yang memalukan bagi kemanusian. Jika kita ingin solusi di Suriah, situasi saat ini di Aleppo harus di bawah kontrol,” kata Erdogan.
Dia juga mengatakan 1.150 warga sipil, termasuk orang terluka tiba di Idlib, Suriah pada Kamis malam.
“Kami terus mengikuti secara dekat proses gencatan senjata dan kami akan terus melakukannya. Tentunya, jumlah (orang yang terperangkap di Aleppo) tidak begitu kecil, tetapi ada nilai. Saya berharap kemajuan ini (gencatan senjata) tidak akan terganggu lagi,” tambahnya.
Menurut kesepakatan antara rezim Asad dan kelompok oposisi Suriah, warga sipil dievakuasi dari Aleppo Timur ke Idlib, yang terletak dekat perbatasan dengan Turki.
Pada Kamis, kelompok pertama warga yang dievakuasi dari Aleppo mencapai zona aman yang dikuasai oposisi di Suriah, menurut Wakil Perdana Menteri Turki Veysi Kaynak.
PBB mengumumkan pertemuan tertutup pada Jumat di mana negara-negara anggota akan membahas upaya evakuasi.
Kekerasan meningkat di kota Aleppo pada Senin ketika pasukan rezim Suriah masji ke wilayah yang dikuasai oposisi di bagian timur kota setelah pengepungan selama lima bulan dan pemboman udara secara intensif.
Sekitar 80.000 warga sipil diyakini telah terperangkap di berbagai wilayah.
Rezim Nushairiyah, yang didukung Rusia, telah berusaha untuk merebut kembali kontrol atas bagian dari Aleppo yang telah dikuasai sejak empat tahun lalu oleh pihak oposisi bersenjata.
Suriah telah terperangkap dalam perang berdarah sejak awal tahun 2011 ketika rezim Suriah pimpinan Bashar Asad menindak protes pro-demokrasi, yang meletus sebagai bagian dari pemberontakan Musim Semi Arab, dengan keganasan tak terduga.
Sejak itu, ratusan ribu orang diyakini telah tewas oleh konflik dan jutaan orang mengungsi. (fath/arrahmah.com)