KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Ratusan orang Malaysia berbaris bersama dengan Rohingya di Kuala Lumpur untuk menyuarakan protes terhadap kekerasan yang terjadi di Myanmar yang telah menyebabkan sekitar 500 orang tewas.
Aksi protes itu berlangsung di dekat masjid nasional negara itu setelah shalat Jum’at yang diikuti oleh sekitar 600 orang, termasuk anggota masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah, serta orang Rohingya yang diberikan perlindungan, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Jum’at (25/11/2016).
Pemimpin Rohingya Rafi Ismail menekankan kepada wartawan bahwa sebagai anggota senior dari Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Malaysia harus proaktif dalam menyerukan diakhirinya kekerasan militer di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang merupakan tempat tnggal bagi sekitar 1,2 juta minoritas Muslim yang teraniaya.
“Sekitar 17 anggota keluarga saya telah dibantai di Rakhine,” kata Ismail, yang diapit oleh puluhan pengungsi Rohinga yang ikut dalam aksi protes tersebut.
Selama enam minggu terakhir, kelompok HAM menyatakan keprihatinan atas laporan pembunuhan, pemerkosaan, penangkapan sewenang-wenang dan pelanggaran lainnya di desa-desa yang dihuni oleh Rohingya di Rakhine.
Organisiasi kemanusiaan telah menyerukan untuk dilakukan penyelidikan independen terhadap serangan awal dan operasi yang sedang berlangsung, serta laporan pemerkosaan dan pelanggaran hak asasi di Rakhine, saat daerah tersebut berada dalam blokade militer, dan kelompok hak asasi manusia dan wartawan internasional tidak diperbolehkan untuk masuk.
Ismail menekankan bahwa aksi protes ini akan terus berlangsung di Malaysia sampai pemerintah Malaysia mengambil sikap tegas terhadap pemerintah Myanmar atau sampai situasi stabil.
Setelah protes yang berlangsung pada Jum’at, kementerian luar negeri Malaysia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil duta besar Myanmar untuk memberikan penjelasan tentang situasi yang terjadi saat ini di Rakhine.
“Malaysia juga menyerukan kepada pemerintah Myanmar untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengatasi dugaan pembersihan etnis di negara bagian Rakhine utara,” kata kementerian itu.
Dia juga menambahkan bahwa saat penyelidikan sedang berlangsung, semua pihak harus menahan diri dari tindakan yang bisa memperburuk situasi.
Juga pada Jum’at (25/11), Perdana Menteri Najib Razak bergabung bersama ribuan orang Malaysia dalam sholat Jumat di ibukota administratif Putrajaya dan mendoakan Muslim Rohingya di Myanmar.
(ameera/arrahmah.com)