WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menyusul pemilihan presiden Amerika Serikat, lebih dari 700 insiden Islamofobia dan rasis telah dilaporkan. Southern Poverty Law Center (SPLC) telah menerbitkan penelitian tentang kejahatan kebencian yang terjadi selama satu pekan setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden AS.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa ada banyak kasus pelecehan secara verbal atau intimidasi menargetkan Muslim, politisi, Yahudi dan beberapa latar belakang etnis dan agama lainnya.
Departemen Kehakiman AS telah menyelidiki apakah laporan terbaru dari intimidasi dan pelecehan, termasuk di sekolah-sekolah dan gereja, melanggar hukum hak-hak sipil dan kejahatan kebencian.
“Banyak orang Amerika prihatin dengan serentetan laporan berita terbaru mengenai dugaan kejahatan kebencian dan pelecehan,” ujar Jaksa Agung AS, Loretta Lynch mengatakan pada Jum’at (18/11/2016) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Daily Sabah pada Ahad (20/11).
Kelompok-kelompok hak sipil telah mengisyaratkan alarm atas perilaku kriminal yang dimotivasi oleh bias terhadap korban berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, etnis, orientasi seksual atau klasifikasi lain yang dilindungi.
Awal pekan ini, Biro Investigasi Federal (FBI) merilis statistik kejahatan tahunan untuk tahun 2015 yang menunjukkan peningkatan 67 persen dari tahun sebelumnya dalam kejahatan kebencian terhadap Muslim. (haninmazaya/arrahmah.com)