ARAKAN (Arrahmah.com) – Militer Myanmar telah dilaporkan mengurung warga sipil di rumah mereka dan kemudian membakar mereka hidup-hidup di dusun Yay Khae Chaung Khwa Sone Selatan di Maungdaw Utara.
Pada 14 November 2016 pukul 8:30 AM sekelompok militer dan polisi perbatasann yang berjumlah sekitar 150 personel memasuki desa Yay Dwin Kyun. Mereka mneangkap lebih dari 150 warga desa. Mereka yang ditangkap tersebut berasal dari Yay Khae Chaung Khwa Sone, Yay Khae Chaung Khaw Sone, Dar Gyi Sar, Kyar Gaung Taung dan Myaw Taung.
Militer dan BGP memilih 20 Muslim Rohingya yang kaya di antara mereka yang ditangkap dan membawa mereka ke pos BGP di Nga Ku Ra. Muslim Rohingya yang tersisa dibawa ke pos BGP di Ywat Nyo Taung dan diinterogasi. Para penduduk desa Yay Dwin Kyun dibebaskan kemudian.
Warga Rohingya yang lain yang telah ditahan dibawa ke sebuah desa Rakhine yang disebut Kan Pyin saat matahari terbenam dan dipaksa untuk memegang tongkat, pedang dan senjata dan dipaksa untuk berteriak “Naara e takbir” yang mirip dengan seruan “Allahu Akbar” atau Allah Maha Besar.
Pasukan keamanan merekam peristiwa tersebut untuk disebarkan ke media untuk mengklaim bahwa mereka adalah militan.
Setelah merekam kejadian itu, pasukan keamanan membawa penduduk itu kembali ke desa Ywat Nyo Taung.
Pada 15 November 2016 pukul 14:00, Militer itu mengembalikan sekitar 30 anak-anak dan perempuan ke rumah mereka dan membawa mereka ke dusun Yay Khae Chaung Khwa Sone dan kemudian mengurung mereka di dalam rumah-rumah.
Para tentara kemudian mengepung rumah-rumah tersebut dan membakarnya. Para wanita dan anak-anak berteriak tetapi tidak dapat melarikan diri.
Para tentara dilaporkan telah menembak mereka ketika mereka mencoba melarikan. Mereka semua tewas dalam insiden itu setelah terbakar sampai mati, ungkap warga desa setempat kepada RB News.
Para prajurit telah membakar setidaknya 120 rumah dan api terus berkobar hingga malam. Menurut penduduk setempat, tidak ada rumah yang tersisa di dusun selatan Yay Khae Chaung Khwa Sone.
Sejak 12 November, serangan terhadap enam desa di Utara Maungdaw semakin meningkat. Militer dan BGP telah membakar ratusan rumah, menggunakan peluncur roket untuk membunuh warga sipil tak berdosa, menembaki warga sipil menggunakan helikopter tempur dan membakar manusia sampai mati.
Serangan berlangsung terus menerus dan sulit untuk mengetahui daftar korban saat ini, sebagaimana dilansir Myanmar Ethnic Rohingya Human Right Organization Malaysia (MERHROM)
(ameera/arrahmah.com)