HOMS (Arrahmah.com) – Serangan besar-besaran oleh pasukan rezim Asad telah berlangsung selama tiga hari di lingkungan Al-Waer yang terkepung di provinsi Homs, dalam rangka untuk menekan warga sipil dan para pejuang untuk menyerah terhadap tuntutan mereka melepaskan tahanan dari penjara rezim.
Kampanye militer ini dianggap paling kejam sejak beberapa minggu silam, saat penembakan tanpa pandang bulu menargetkan sekolah-sekolah, pusat-pusat medis, perumahan warga dan tempat ibadah yang mengakibatkan tewasnya 20 warga sipil termasuk tiga anak, lansir Zaman Alwasl pada Kamis (17/11/2016).
Tidak ada tanda-tanda kehidupan di lingkungan tersebut, sebagian besar warga tinggal di ruang bawah tanah dan tingkat yang lebih rendah dari bangunan, untuk berlindung. Selain itu, pasar dan sekolah masih ditutup untuk hari kelima.
Abo Faisal, juru bicara badan perlindungan sipil mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa penembakan termasuk silinder yang diisi dengan bahan pembakar, menyebutkan bahwa jumlah korban tewas bertambah 9 orang dan 30 lainnya terluka termasuk yang harus diamputasi.
Pertahanan Sipil tetap bekerja untuk membersihkan puing-puing untuk mencari korban.
Di sisi lain, seorang guru menjelaskan bahwa eskalasi rezim bertujuan untuk menyebabkan benturan dan perselisihan di antara warga setelah menyadari bahwa warga bersikeras terhadap bagian kesepakatan.
Zaman Alwasl melaporkan bahwa nasib 25% dari 7.000 tahanan di penjara pusat Kementerian Dalam Negeri sudah ditentukan, sedangkan di cabang keamanan lainnya dan di penjara Sydnaya nasib para tahanan Muslim tidak diketahui.
Kesepakatan antara rezim dan pejuang Suriah ditandatangani oleh komite rekonsiliasi lokal dan pejabat rezim setempat, untuk mengakhiri pengepungan di daerah dan menghentikan pemboman dengan imbalan penarikan faksi-faksi pejuang Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)