MYANMAR (Arrahmah.com) – Kelompok anti-Muslim garis keras bersorak sorai atas kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada Kamis (10/11/2016), menyebut kemenangan Trumps sebagai kemenangan dalam perang melawan “ekstrimisme”.
Muslim di seluruh dunia khawatir akan kemenangan Trump yang mengejutkan, dengan banyak ketakutan bahwa ia akan membawa kebijakan-kebijakan yang menyerang Muslim. Namun di Myanmar yang mayoritas pendukungnya beragama Budha, sebuah negara di mana Muslim ditindas dan diperlakukan semena-mena, kelompok anti-Muslim merayakan kemenangan Trump melalui tulisan
Teroris Wirathu misalnya, yang wajahnya pernah menjadi halaman depan Majalah Times, merayakan kemenangan Trump dengan sebuah tulisan empat baris di halaman Facebook-nya.
“Keamanan publik adalah pertimbangan yang paling penting, Donald Trump adalah pemimpin sejati. Orang-orang sangat mencintainya, nasionalisme adalah prioritas,” tulisnya seperti dilansir AFP.
“Semoga warga AS bebas dari Jihad. Semoga dunia bebas dari pertumpahan darah,” tambahnya dalam sebuah pernyataan di bawahnya seolah ia lupa apa yang telah dilakukannya terhadap Muslim Myanmar.
Lebih dari satu juta Muslim Myanmar yang disebut dengan Rohingya, adalah kelompok minoritas yang tidak diakui oleh pemerintah Myanmar meskipun mereka telah tinggal di sana selama puluhan tahun. Budhis bersikeras menyatakan bahwa mereka adalah imigras ilegal dari Bangladesh.
Sementara itu, anti-Muslim lainnya asal Myanmar yang merupakan pemimpin Partai Nasional Arakan, Aye Maung, menuliskan surat terbuka kepada Trump yang berisi: “Kami warga Arakan (Rakhine) memandang Anda sebagai pemimpin dunia baru yang akan mengubah sistem curang yang penuh dengan penyusup Jihadi”.
“Kami, berharap kepemimpinan Anda akan mengarahkan AS dan dunia menjadi temat yang lebih aman,” klaimnya. (haninmazaya/arrahmah.com)