(Arrahmah.com) – Orang-orang nonmuslim (al Quran menyebut mereka; kafir) dan mereka yang ada penyakit di hatinya (munafik) mengatakan, Allah, Islam dan al Quran tidak butuh pembelaan dari manusia. Allah, al Quran, dan Islam tetap mulia walaupun dihina manusia, bahkan walau seluruh manusia menistakannya.
Kalian juga mengatakan, Allah tidak lemah. Allah Maha Perkasa. Allah tetap mampu membela diriNya, membela al Quran, dan membela Islam sendiri saja, tanpa bantuan siapa pun. Menurut kalian, apa yang dilakukan ummat Islam dalam aksi 14 Oktober dan 4 November, juga berbagai tindakan serupa sebelum atau sesudahnya, adalah sia-sia belaka. Berbagai aksi tersebut justru menodai kesucian Islam sebagai agama rahmatan lil alamiin, karena ummat Islam tidak toleran dan anarkis.
Kalian benar. Allah, al Quran, dan Islam memang sudah mulia. Bahkan Allah Maha Kaya. Dialah pencipta dan pemilik alam semesta raya. Jadi Allah tidak membutuhkan apa pun juga dari makhlukNya, termasuk pembelaan, bahkan peribadatan sekalipun.
Tapi sebelum melayani argumen kalian tentang pembelaan ummat Islam terhadap al Quran dan agamanya, silakan kalian jawab pertanyaan ini. Apakah Allah begitu lemah dan miskinnya, sehingga kita harus menyantuni fakir miskin?
Mungkin kalian akan menjawab, menyantuni fakir miskin adalah perintah Allah. Itulah sebabnya ada perintah kepada ummat Islam untuk bersedekah, infak dan mengeluarkan zakat. Tapi, tolong jawab pertanyaan ini; apakah Allah begitu miskinnya sehingga memerintahkan ummat Islam untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu sesama?
Jadi, dari pernyataan (lebih tepatnya; cibiran dan pelecehan) kalian seputar pembelaan Islam terhadap al Quran atas penistaan yang dilakukan Basuki Tjahaya Purnama, menunjukkan bahwa kalian sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Islam.
Tentang membela agama, Allah telah memerintahkan kami secara amat gamblang dalam QS Ash Shaf:14, yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong (agama) Allah, sebagaimana Isa Putra Maryam berkata kepada kaum Hawariyun, “Siapakah yang akan menolongku dalam menolong (agama) Allah. Kaum hawariyun berkata, kamilah penolong-penolong (agama) Allah…
Ulama tafsir terkemuka Ibnu Katsir menjelaskan; Allah SWT telah memerintahkan hamba-hambaNya yang mukmin untuk menjadi penolong Allah SWT dalam semua keadaan, baik dengan perkataan, perbuatan, jiwa, dan harta mereka. Ayat ini juga memerintahkan orang-orang beriman untuk menyambut panggilan Allah SWT dan RasulNya tersebut.
Jadi, membela (agama) Allah, al Quran, dan Islam itu jelas-jelas perintah Allah. Dan, perintah itu sama sekali tidak turun karena Allah lemah sehingga memerlukan bantuan hambaNya. Sekali lagi, Allah Maha Perkasa. Dia sama sekali tidak butuh bantuan dan pertolongan dari siapa pun. Justru kitalah yang butuh kepadaNya. Pembelaan terhadap al Quran dan Islam juga menunjukkan cinta dan keberpihakan kita kepada Quran dan Islam.
Ketika Nabi Ibrahim dibakar raja Namruz, seekor burung pipit membawa air di paruhnya yang kecil. Dia terbang ke atas api yang berkobar-kobar dan menjatuhkan air di paruhnya itu ke api. Perbuatan tersebut berkali-kali dilakukannya.
Binatang-binatang lain menertawakan sekaligus melecehkan burung pipit kecil itu. Mereka mengatakan pipit bodoh, karena air dari paruhnya yang kecil itu sia-sia belaka, karena pasti tidak akan bisa memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim.
Burung pipit kecil itu menjawab, “benar, air yang kubawa memang tidak akan bisa memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Tapi dengan perbuatanku ini, aku memberitahukan dimana posisiku saat Nabi Allah yg mulia dicelakai…”
Buat kalian yang kafir, soal ini sama sekali bukan ranah kalian. Secuil pun kalian tidak punya hak dan otoritas untuk berbicara soal Islam, soal al Quran! Karena itu, berhentilah kalian berkomentar tentang kami, tentang kitab suci kami, tentang agama kami.
Lakum dinukum waliadin. Bagi kalian agama kalian. Bagi kami agama kami. Berhentilah memprovokasi kami sebagaimana selama ini kalian lakukan. Kami tawarkan kepada kalian, mari hidup berdampingan secara damai, saling menghargai dan menghormati di Republik ini. Tapi kalau kalian tidak berhenti, kalian jual kami pasti beli!
Buat kalian yang mengaku dan merasa muslim (tapi di hatinya ada penyakit), berhentilah melecehkan saudara-sauduaramu yang tengah berjuang. Karena apa yang kalian lakukan, sesunggunya menunjukan bahwa kalian telah menjadi munafik!!! Na’udzubillahi mindzalik!
Oya, ngomong-ngomong, firman Allah dalam Ash Shaf ayat 14 tadi memang ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Sementara kalian… (*)
Jakarta, 7 November 2016
Edy Mulyadi, Korps Muballigh Jakarta (KMJ)
(*/arrahmah.com)