Oleh: Irfan S Awwas
(Arrahmah.com) – Aksi demo bela Islam lawan penista Alqur’an, Jum’at 4 Nopember 2016, menuntut agar Ahok dihukum. Bukan karena dia bermata sipit dan beragama kafir. Tapi karena dia menista Alqur’an dan memusuhi ulama Islam.
Namun tirani minoritas nampaknya mendominasi pemerintahan Jokowi. Buktinya, Ahok yang dituntut untuk ditangkap, mengapa Presiden Jokowi yang sibuk membela, melakukan politik belah bambu di kalangan rakyat muslim. Pimpinan NU dan Muhamadiyah disowani, tapi suara rakyat Muslim yang menuntut penista Alqur’an disepelekan dan dipinggirkan.
Tuan presiden telah salah memilih teman. Anda bilang menjaga NKRI dari ancaman perpecahan, tapi melindungi satu orang lalu mengabaikan jutaan orang jumlahnya.
Dengarlah suara umat Islam. Inginkah anda duduk di singgasana kekuasaan dengan mengabaikan aspirasi rakyat mayoritas muslim yang telah dihina agamanya? Ketahuilah, seorang pemimpin yang memosisikan diri sebagai musuh rakyatnya, menghina agama dan kitab sucinya, bahkan melindungi penista Alqur’an, maka sesungguhnya dia telah berlaku zalim. Dan masih pantaskah disebut pemimpin rakyat tersebut?
Dengarlah suara kami tuan presiden. Tegakan hukum dengan adil, Indonesia akan aman dan damai tanpa Ahok si penista Alqur’an.
(*/arrahmah.com)