BAGHDAD (Arrahmah.com) – Pertempuran di Irak untuk merebut kembali Mosul dari tangan ISIS mengalami kemajuan meskipun mendapatkan perlawanan dari pasukan ISIS yang tangguh dan kreatif, tetapi pertempuran yang akan datang untuk mengusir ISIS dari Raqqa di Suriah akan menjadi tantangan politik yang lebih sulit lagi dan bisa memakan waktu lebih lama, komandan AS dalam koalisi anti-ISIS mengatakan pada Rabu (26/10/2016).
Tentara Letjen Stephen Towsend juga mengatakan bahwa intelijen Amerika telah mendeteksi tanda-tanda tidak jelas atas rencana ISIS melawan Barat di Raqqa.
“Kami tahu mereka sedang merencanakan sesuatu,” kata jenderal itu kepada wartawan di Pentagon, yang berbicara dari markasnya di Baghdad. “Kami tidak tahu persis di mana mereka berniat untuk melakukan penyerangan. Kami tidak tahu persis kapan.”
Mosul dan Raqqa telah lama menjadi dua pusat utama ISIS yang sangat menentukan potensi pertempuran. Kelompok ISIS telah kehilangan beberapa wilayah di Irak dan Suriah selama beberapa tahun terakhir, AS dan mitra koalisinya melihat bahwa keruntuhan Mosul dan Raqqa adalah sebagai kunci utama untuk menghancurkan ISIS.
Letjen Stephen Townsend dan pemimpin koalisi lainnya sedang berjuang untuk Raqqa, bukan hanya karena tuntutan atas operasi Mosul, melainkan karena lanskap politik dan militer di Suriah lebih rumit.
Townsend juga mengatakan bahwa pejuang oposisi Suriah sangat perlu untuk direkrut, dilatih, dan dilengkapi untuk pertempuran Raqqa. Ia dan pejabat lainnya juga menambahkan bahwa operasi di Mosul dan Raqqa dalam beberapa hari terakhir akan saling melengkapi.
“Saya pikir ini akan membutuhkan waktu beberapa minggu,” kata Menteri Pertahanan Ash Carter di Brussels sebagaimana dilansir Al Arabiya (27/10/20160. (fath/arrahmah.com)