(Arrahmah.com) – Jika kita ditanya “sudah berapa lama kamu menjadi seorang Muslim?” mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab status sebagai seorang muslim telah melekat seumur kita saat ini, jika kita terlahir sudah menjadi muslim dari orangtua yang Muslim. Bersyukur sudah pasti, namun perlu kita renungkan kembali, seumur kita menjadi seorang muslim,sudah sejauh mana kita mengenal islam? Sudahkah kita melakukan pendekatan dengan agama kita (Islam)? Mungkin kita akan berfikir dua kali ketika menemui pertanyaan semacam ini.
Apa kita tahu alasan yang membuat Mus’ab bin Umair meninggalkan seluruh kekayaan dan popularitasnya? Dan apa yang membuat Salman al-farisi rela berjalan jauh dari Persia ke madinah?, selain itu apa yang membuat Bilal bin rabbah rela di tindih batu di tengah padang pasir yang gersang?. Semua mereka lakukan karena cintanya pada islam, karena mereka tahu islam adalah agama yang paling sempurna, paling tinggi, dan paling mulia, Rasulullah SAW bersabda “islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya” (HR. Ad Daruquthni). Tidak hanya itu, islam juga pernah menguasai 2/3 dunia, dan melahirkan banyak ilmuwan muslim, diantaranya ada Maryam al asturlabi penemu pesawat terbang, Ibnu sina atau orang barat biasa menyebutnya Avicenna bapak kedokteran dunia, Al-Batani seorang ahli astronomi dan matematikawan, Al-khawarizmi penemu angka nol, Muhammad bin zakariya al-razi atau biasa dikenal orang barat sebagai Rhazes seorang pakar sains, dan masih banyak lagi yang lain.
Tetapi faktanya, masih banyak yang memandang islam hanya sebelah mata, buktinya banyak remaja sekarang yang menganggap muslim hanya sebatas status dan identitas dalam KTP atau kartu pelajar, banyak juga yang mengenal islam hanya sekedar teori, tidak di amalkan dalam kehidupan sehari-hari, mereka belum mengenal islam lebih dalam, mereka telah di butakan oleh teknologi yang semakin canggih dan gaya hidup yang serba instan, tidak sedikit pula dari mereka yang menganggap islam sebagai sesuatu yang kuno, aneh, bahkan menakutkan.
Faktor utama penyebabnya adalah dihancurkannya bangunan peradaban Islam oleh kafir penjajah, dan tidak hanya itu, mereka juga menyebarkan isu terorisme dan islamophobia (ketakutan terhadap islam). Akibatnya banyak remaja yang awalnya berniat memperdalam islam dengan aktif di organisasi rohis menjadi takut karena sudah di takut-takuti dengan isu radikal, fanatik, dan isu isu lainnya.
Padahal, Allah telah menurunkan agama Islam kepada nabi Muhammad dengan sempurna yang mengatur seluruh kehidupan manusia mulai dari hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, dan manusia dengan dirinya sendiri. Tidak hanya itu, islam juga mengatur mulai dari ibadah sampai politik membangun Negara yang belum tentu kita temukan di agama lain.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqoroh:208 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Jadi, kita jangan memandang islam hanya dari sebelah mata, pandang islam secara keseluruhan sehingga kita faham mengapa Mus’ab bin umair, Salman al-farisi, Bilal bi rabbah, dan semua orang yang jatuh cinta dengan Islam rela meninggalkan kesenangan dunia demi cintanya pada Islam.
Fadhilah U.K (siswi SMA khoiru ummah)
(*/arrahmah.com)