MEDAN (Arrahmah.com) – Puluhan aktivis pendidikan di Sumatera Utara, menggelar diskusi parenting di Istaid (Institute of Islamic Thought and Information for Dakwah) Center di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Ahad (18/9).
Diskusi Parenting ini diselenggarakan oleh Badan Wakaf Pesantren Ar Raudlatul Hasanah dan BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) Sumatera Utara.
Para peserta yang berjumlah 60 orang berasal dari sejumlah lembaga pendidikan di Kota Medan, Kabupaten Binjai, Tebing Tinggi, Langkat, Karo, dan Kab Deliserdang. Di antaranya PAUD Pesantren Raudhatul Hasanah, BKMT Sumut, Addakwah, Rabbani Rumah Qur’an, SDIT Alif, Sekolah Alam Medan Raya, Aisyiah, Yayasan Al Munawwarah Murrad, dan Forum Komunikasi Dai Karo.
Tampak di antara peserta adalah Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Munawwarah Murad, Miftahuddin Murad; Dai Tanah Karo Marjoni dan Ilham, serta Pimpinan Sekolah Alam Medan Raya Deliserdang, M Ridho dan Laila Sari.
Bertindak sebagai fasilitator diskusi bertema ”Anak – dari Surga Menuju Surga” adalah pakar parenting Ida S Widayanti.
Acara dibuka dengan sambutan dari Mohd Ilyas Tarigan, selaku Ketua Badan Wakaf Pesantren Raudhatul Hasanah, Medan. Tokoh dakwah Karo ini menyentak kesadaran peserta untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka, sebagaimana diperingatkan Al Quran dalam Surah At Tahrim (66) ayat 6.
Memulai diskusi, narasumber yang mulai menekuni dunia pendidikan dan pengasuhan anak (parenting) sejak 2000 ini melontarkan retorika: ”Pernahkah Bapak/Ibu mengalami masaalah dalam mendidik anak?”
Kemudian Bu Ida, begitu narasumber biasa disapa, memulai sharing dengan pemaparan kasus dan permasalahan yang dihadapi anak dan remaja saat ini. Misalnya penggunaan obat terlarang, pornografi, kriminal yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Berbagai kasus anak dalam keluarga yang dituturkan praktisi pendidikan anak, penulis buku, dan konsultan parenting, itu membuat para peserta yang kebanyakan kaum wanita, terharu. Tak sedikit yang sampai meneteskan airmata karenanya.
Agar tak berhenti sebatas diskusi, di penghujung acara para peserta sepakat untuk mengadakan Training of Trainer (ToT) Parenting.
”ToT ini akan kita selenggarakan untuk meningkatkan kapasistas peserta diskusi sehingga mudah-mudahan dunia pendidikan di Sumatera Utara menjadi lebih baik lagi,” tutur Ilyas Tarigan.
Kasus kekerasan terhadap anak di wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih terbilang tinggi setiap tahunnya.
Diketahui, berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumut, sejak Januari hingga medio Juli 2016 tercatat 163 lebih kasus kekerasan terhadap anak. Korban kekerasan adalah anak berusia 7 sampai 17 tahun yang berasal dari ekonomi kalangan bawah. Dari jumlah itu yang terbanyak kejahatan seksual terhadap anak serta disusul rebutan kuasa asuh. Data yang memiriskan itu dipaparkan Ketua KPAID Sumut, M Zahrin Piliang, (26/7/2016). Adapun daerah yang mengalami kasus kekerasan terhadap anak paling banyak, kata Zahrin, yaitu wilayah Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).(Aini Tarigan, Nurbowo)
(azmuttaqin/arrahmah.com)