ATHENA (Arrahmah.com) – Seorang wartawan Palestina yang menyoroti nasib pengungsi Suriah di Yunani ditahan oleh pihak berwenang selama lima bulan sebelum akhirnya dibebaskan bulan lalu, ayahnya mengatakan pada Sabtu (10/9/2016).
Emel Faoor (26) yang melaporkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para pengungsi di kamp-kamp menarik pihak berwenang yang mengasingkan dia dari Kos ke Pulau Leros, tulis ayahnya dalam artikel untuk surat kabar Turki, Dirilis Postasi.
Ayman Khaled menulis bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan di kamp-kamp pengungsi di Yunani itu seburuk kejahatan perang di Suriah.
Pasangan ayah-anak itu telah tinggal di kamp Yarmouk, komunitas pengungsi Palestina terbesar di Suriah, setelah rumah mereka hancur karena sebuah serangan.
Setelah melarikan diri dari perang di Suriah, mereka awalnya pergi ke Turki sebelum akhirnya berangkat ke Yunani dua tahun kemudian.
Ketika berada di Yunani, Faoor menulis tentang kesulitan-kesulitan pengungsi dalam bertahan hidup karena mengalami kekerasan fisik, penghinaan, dan penistaan yang kerap mereka hadapi.
Dalam laporannya ia menulis bahwa ada rasisme di Yunani terhadap para pengungsi, dan warga Yunani mengucapkan kata-kata yang sangat buruk tentang para pengungsi.
Ia juga menulis bahwa para pengungsi kesulitan mengakses layanan kesehatan dan tidak ada dokter spesialis yang ditugaskan untuk membantu para pengungsi.
Anak-anak adalah di antara yang paling rentan karena kurangnya vaksinasi dan susu, sementara produk makanan yang dipasok untuk pengungsi juga memiliki masalah.
Saat ini Faoor sedang sakit tetapi pihak rumah sakit Yunani menolak untuk memberikan perawatan kesehatannya, tulis sang ayah. (fath/arrahmah.com)