DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sebuah film memperlihatkan seorang bayi Suriah yang terluka parah oleh bom pembakar atau bom napalm yang luka-lukanya sedang diobati dengan lumpur, sebagaimana dilansir Al Araby, Senin (29/8/2016).
Bayi itu bergetar kesakitan saat ia dipegang oleh seorang pria yang tanpa peralatan medis, melumuri luka bakarnya dengan lumpur.
Anak itu dilaporkan telah terluka oleh proyektil bom napalm di Homs, yang diyakini telah ditembakkan dari sebuah mortir.
“Setelah pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur berhenti, mereka mulai menembakkkan napalm,” kata dokter, menurut al-Jazeera. “Beberapa pasien mengalami luka bakar.”
Anak itu kesakitan saat perban dibuka dan lumpur dilumuri ke luka bakar dalam upaya untuk mengurangi rasa sakit.
Hamzah, seorang anak berusia empat tahun, dan Ayah, bayi berusia tujuh bulan, juga terbakar hingga tewas dalam serangan itu, sumber-sumber lokal mengatakan kepada al-Jazeera.
Rusia dan rezim Suriah telah dituding menggunakan bom pembakar di daerah sipil.
Human Rights Watch mengatakan bahwa rekaman dari Suriah telah menunjukkan bahwa Rusia dan rezim Asad menggunakan senjata seperti napalm di daerah oposisi.
Kelompok ini mendokumentasikan 18 kasus serangan seperti di Aleppo dan Idlib antara 5 Juni dan 10 Agustus dan mencatat bahwa penggunaan bom pembakar oleh Rusia dan rezim Asad meningkat.
“Pemerintah Suriah dan Rusia harus segera berhenti menyerang daerah-daerah sipil dengan senjata pembakar,” kata Steve Goose, direktur senjata di Human Rights Watch.
“Senjata-senjata ini menimbulkan cedera mengerikan dan sakit luar biasa, sehingga semua negara harus mengutuk penggunaannya di daerah sipil.”
(ameera/arrahmah.com)