JAKARTA (Arrahmah.com) – Selain KPU harus profesional, Yusril Ihza Mahendra berharap Presiden Jokowi tidak memiliki kecenderungan atau mendukung salah satu calon pada pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 mendatang.
“Terkait Pilgub DKI Jakarta, agar Presiden Jokowi bersikap netral. Harus berada di tengah,” tegas pakar hukum tata negara itu, lansir Liputan6.
Dia menambahkan, jangan sampai masyarakat dapat melihat secara gamblang kedekatan Presiden Jokowi dengan calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Apalagi sampai-sampai kedekatan itu diartikan sebagai restu atau ‘kode’ dari Presiden Jokowi terkait siapa yang harus memimpin Jakarta.
“Kalau Pak Jokowi terang-terangan mendukung Ahok nanti perlawanan rakyat akan semakin kuat. Pak Jokowi saya harap bersikap netral,” imbuh Yusril.
Sebagai seorang pemimpin, Presiden Jokowi harus bisa bekerja dengan siapapun. Sekalipun Gubernur DKI Jakarta yang terpilih nantinya bukan dari calon petahana.
“Presiden sebelumnya netral. Sebab siapapun gubernur yang terpilih, harus bisa bekerja sama dengan Presiden,” tutur Yusril.
Dia memprediksi, pertarungan antarpasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) pada Pilgub DKI 2017 nanti berlangsung ketat. Setidaknya akan ada dua pasangan calon yang bersaing ketat atau head to head.
“Pilkada serentak akan menarik. Kemungkinan ada dua dan tiga pasangan calon,” kata Yusril di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (26/8/2016).
(azmarrahmah.com)