JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah pengurus Forum Kemitraan RT-RW se Jakarta menyambangi Rizal Ramli, Senin (22/8/2016) siang. Mereka melaporkan tindakan Gubernur DKI Basuki alias Ahok yang dinilai semakin zalim. Para pengurus RT/RW itu menjadi ‘bulan-bulanan’ oleh Gubernur. Bahkan ada yang namanya dikeluarkan dari Kartu Keluarga (KK).
“Makin hari Ahok makin arogan dan zalim. Kami terus-menerus dizalimi. Gubernur juga menggunakan para lurah untuk menekan dan mengintimidasi RT/RW yang tergabung dalam Forum RT/RW. Ancamannya, kalau masih terus bertahan akan dipecat. Lurah yang tidak mau mecat kami, juga akan dipecat. Kami ke sini untuk untuk melapor dan minta arahan bang Rizal Ramli,” ujar Andi Pane, Presidium RT-RW yang berasal dari Kecamatan Pademangan, Jakut.
Pernyataan senada datang dari Agus Iskandar. Ketua RW 012 Kelurahan Kebon Melati ini mengatakan, namanya sudah dihapus dari data KK. Jadi, dalam KK baru yang diterbitkan pihak kelurahan, yang menjadi kepala keluarga adalah istrinya.
“Penghapusan nama saya dari daftar KK, menyebabkan saya sulit mengurus berbagai keperluan kependudukan. Termasuk tidak bisa mengurus sekolah anak saya. Saya sampai harus membuat surat pernyataan bahwa saya masih hidup di atas materai, agar anak saya bisa melanjutkan sekolah,” ujar Agus.
Tentang pertemuan dengan Rizal Ramli, Agus menganggap ini sebagai anugrah dari Allah Yang Maha Kuasa. “Kalau dipikir-pikir, siapa lah kami para pengurus RT/RW. Tapi hari ini bisa ketemu bang Rizal Ramli yang levelnya sudah tokoh nasional, bahkan internasional. Makanya kesempatan ini kami manfaatkan untuk melapor sekaligus menumpahkan uneg-uneg yang sudah menyesakkan dada,” papar Agus menambahkan.
Haji Saripudin, Pembina Forum RT-RW mengaku tidak habis pikir dengan sikap Ahok yang memusuhi pengurus RT/RW. Sejak zaman penjajahan, lanjut dia, belum pernah ada sejarahnya pemerintah memusuhi RT/RW. “Saya benar-benar heran, baru kali ini terjadi. Menurut saya, Ahok otaknya sudah saraf. Dia orang gila yang sekarang berperan jadi gubernur,” ungkapnya dengan kesal.
Sedangkan Haji Maming mengeluhkan adanya peraturan Gubernur yang meniadakan peran RT dan RW dalam pengurusan surat-surat, baik urusan perizinan maupun keperluan kependudukan. Dengan peraturan ini, membuat KTP tidak perlu lagi pengantar bisa langsung ke Kelurahan. Data yang ada menyebutkan, saat ini ada 2 juta warga DKI yang belum memperoleh e-KTP.
“Saya menduga ini bagian dari rencana Ahok untuk memenangi Pilkada. Nanti para pendatang Cina yang sekarang membanjiri Indonesia dan khususnya Jakarta bisa mengurus KTP supaya bisa ikut mencoblos. Bayangkan, dengan cara ini dia bisa dapat tambahan jutaan suara. Biasanya, kecurangan Pilkada atau Pileg/Pilpres terjadi sejam sebelum penutupan. Saat itu siapa saja boleh mencoblos asal bawa KTP,” katanya.
Sehubungan dengan kedatangan para tamunya itu, Rizal Ramli menyatakan turut berempati terhadap kezaliman yang mereka derita. Dia juga mengaku gagal paham, kok bisa-bisanya Gubernur memusuhi RT/RW.
“Kok iseng banget? Kayak Gubernur ga ada kerjaan lain saja, mecat-mecatin pengurus RT/RW. Sebagai ujung tombak pembantu pemerintah di lapangan, kan seharusnya Gubernur justru merangkul pengurus RT/RW. Saya benar-benar gagal paham,” tukas Rizal Ramli.
Sedangkan terkait maju di Pilkada DKI, mantan Menko Maritim dan Sumber Daya yang menghentikan reklamasi Pulau G secara permanen itu menyatakan, sampai kini belum berpikir ke arah sana. Dia masih mau mendengar dan memastikan secara langsung aspirasi warga..
“Sampai sekarang memang sudah sekitar 40an organisasi dan komunitas yang meminta saya maju. Tapi saya belum putuskan. Saya masih ingin mengetahui seberapa besar keinginan warga Jakarta terhadap perubahan,” ungkapnya.
Kendati begitu, dia sudah menyiapkan sejumlah program untuk memperbaiki Jakarta. Yang pasti, programmya akan mengedepankan pendekatan dan partisipasi warga. Dengan demikian, bisa memperbaiki Jakarta tanpa tangisan.
Beberapa program tersebut, di antaranya mengatasi banjir dan kemacetan yang sudah menjadi persoalan klasik. Dia juga akan membangun transportasi massal berupa kereta bawah tanah (subway), bukan monorail. Memberi akses air bersih kepada warga miskin, dan meningkatkan kualitas pendidikan dengan tetap tanpa biaya alias gratis.
Forum Kemitraan RT/RW pertama kali dideklarasikan pada 10 Juni 2016 di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Jakarta memiliki 30.437 RT, 2.706 RW dan pemilih berdasarkan KTP sebanyak 7.497.901 jiwa. Sejak dideklarasikan, sekitar 65% pengurus RT-RW sudah bergabung menjadi anggota Forum Kemitraan.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)