ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (10/8/2016) memberikan ultimatum kepada AS setelah Turki berulangkali meminta AS untuk mengekstradisi Fetullah Gulen yang berbasis di AS, yang dituduh mendalangi kudeta yang gagal 15 Juli.
“Cepat atau lambat AS akan membuat pilihan. Apakah Turki atau Feto,” kata Erdogan mengacu pada Organisasi Teroris Fethullah pimpinan Gulen yang disebut oleh Turki merencanakan upaya kudeta berdarah melalui oknum dalam tubuh militer, sebagaimana dilansir World Bulletin.
Pernyataan presiden Erdogan itu disampaikan dalam pidato di hadapan massa yang berkumpul di depan Istana Presiden yang merupakan salah satu lokasi yang diserang pada malam upaya kudeta.
Pertemuan di Ankara itu merupakan malam terakhir dari serangkaian aksi unjuk rasa anti-kudeta yang digelar setiap hari sejak 15 Juli, kata Erdogan.
Unjuk rasa yang berlangsung setiap hari, yang telah diikuti oleh ratusan ribu orang yang ingin menunjukkan pennetangan mereka terhadap upaya kudeta Turki, puncaknya terjadi pada Ahad (7/8) dalam pawai di Istanbul yang diperkirakan diikuti oleh 5 juta orang, menurut pejabat setempat.
Erdogan memperingatkan warga untuk tetap selalu waspada karena “pengkhianatan bisa datang dari mana saja dan siapa saja”.
(ameera/arrahmah.com)