JAKARTA (Arrahmah.com) – Gubernur DKI Jakarta Basuki (Ahok), calon petahana, bakal gagal maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, jika satu Parpol pengusungnya mencabut dukungannya. Syarat minimal dukungan Partai politik adalah 24 kursi di DPRD DKI Jakarta. Saat ini Ahok didukung Hanura (10 kursi), Golkar (9) dan Nasdem (5)
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menilai, bukan mustahil Partai Hanura akan meninggalkan calon petahana Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok, pada detik-detik akhir. Hal itu karena sikap politik Ahok yang kerap berubah.
Taufik menyampaikan pandangannya tersebut menanggapi rencana kunjungan jajaran pengurus DPD Partai Hanura DKI Jakarta ke Kantor DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, di Pecenongan, Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016).
Menurut Taufik, lansir Teropongsenayan, melihat realitas politik di Ibu Kota, bukan mustahil Hanura bakal meninggalkan Ahok pada detik-detik terakhir sebelum pendaftaran calon. Hal mengacu kepada sikap inkonsisten Ahok, yang menurutnya kerap mengecewakan keputusan partai.
“Bayangkan saja, sudah tiga kali Ahok pindah partai politik demi kekusaan. Dan terakhir dia meninggalkan Teman Ahok yang sudah pontang-panting mengumpulkan satu juta KTP. Jadi, siap-siap saja partai pengusung Ahok kecewa,” ujar Taufik di Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Taufik menjelaskan, pertemuan dengan kubu yang berbeda itu merupakan hal biasa dalam politik. “Kan silaturahmi dalam politik biasa saja,” kata Taufik.
Meski begitu, Taufik menegaskan, partainya tidak akan tergoda sedikitpun jika nantinya Hanura mengajak berkoalisi mengusung Ahok di Pilkada DKI 2017.
“Bukan kami yang ikut ke sana. Tapi, malah bisa-bisa Hanura yang akan ikut kami dan kembali ke jalan yang benar meninggalkan Ahok,” beber dia berkelakar
(azm/arrahmah.com)