TEPI BARAT (Arrahmah.com) – “Empat puluh keledai untuk dijual”, ujar pemberitahuan di sebuah koran Palestina. Tidak ada yang luar biasa mengenai hal itu, kecuali fakta bahwa pengiklan adalah tentara Zionis “Israel”.
Warga Palestina mengatakan tentara sedang mencoba untuk menjual kembali hewan yang disita dari mereka di wilayah Tpei Barat yang diduduki, Lembah Jordan.
Otoritas Zionis mengklaim mereka menangkap ternak yang berkeliaran untuk kepentingan “keselamatan” publik, terutama untuk mengurangi kecelakaan di jalan, lansir WB pada Rabu (3/8/2016).
Warga Palestina, bagaimanapun, melihat kebijakan penyitaan dan penghancuran yang diterapkan oleh “Israel” bertujuan untuk mendorong mereka keluar dari lembah yang berada di sepanjang perbatasan dengan Yordania.
Lembah tersebut memiliki sumber daya air yang berharga dan lahan pertanian yang dipandang oleh “Israel” sebagai wilayah penting untuk pertahanan strategis.
Keledai akan dilelang jika diklaim oleh pemiliknya, ujar pengumuman dengan bahasa Arab, namun mengklaim kepemilikan akan mengeluarkan biaya yang mahal.
Arif Daraghmeh, kepala dewan 26 dusun di distrik Al-Maleh mengatakan mereka harus membayar denda hingga 2.000 shekels (sekitar 526 USD) untuk setiap keledai.
Silman Besharat (60) mengatakan kambing-kambingnya serta rumahnya berada di bawah pendudukan “Israel”, di masa lalu telah dikarantina oleh “Israel”.
Seperti Daraghmeh, ia melihat sebuah tujuan strategis di balik pendudukan.
“Dengan menyita hewan ternak dan peralatan pertanian dan menghancurkan rumah-rumah, tempat penampungan hewan dan bangunan lainnya, ‘Israel’ menempatkan tekanan pada warga Palestina untuk meninggalkan lembah Jordan yang memiliki luas sepertiga dari Tepi Barat,” ujarnya.
“Siapa pun yang mengontrol lembah akan mengontrol perbatasan (dengan Yordania) dan akses ke air dan lahan pertanian yang menjadi sumber daya penting bagi penduduk Palestina yang hidup dari pertanian dan peternakan,” ujar Besharat. (haninmazaya/arrahmah.com)