JAKARTA (Arrahmah.com) – Difasilitasi LAZIS Dewan Dakwah, Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Cawangan Negeri Sabah, Malaysia, mengunjungi sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia.
Muhibah beranggotakan 16 aktivis yang berlangsung pada 21-26 Juli 2016 ini dipimpin Yang Dipertua ABIM Sabah, Jaafar Mahmud.
Jaafar menjelaskan, muhibah ABIM yang bertajuk Jejak Dakwah Indonesia – Empowering Through Knowledge Sahering and Integration, ini bertujuan mempelajari model dan berkongsi dakwah dengan ormas Islam Indonesia.
Kehadiran ABIM Sabah pada Kamis (21/7) petang disambut oleh Direktur Eksekutif Dewan Dakwah, H Ade Salamun MA, dalam sebuah jamuan makan malam.
Esoknya, Jumat (22/7), kafilah mengunjungi Pesantren Pertanian Darul Fallah Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Di sini mereka diterima oleh Kepala Pesantren Darul Fallah KH Abdul Hanan Abbas Lc, yang didampingi sejumlah pengurus seperti Ustadz Bunzamin Wibisono dan Sitti Marina.
Selanjutnya, ABIM Sabah bertandang ke Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor. Mereka disambut Rektor Dr Bahruddin yang didampingi Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan, Nirwan Syafrin PhD.
Nirwan mengatakan, UIKA dikenal sebagai ”Kampus Anti-Liberalisme” di Indonesia. Sebagian dosen universitas ini merupakan alumni perguruan tinggi terkemuka di Malaysia, International Institute of Islamic Thought and Civilization, dan murid tokoh intelektual Prof Wan Mohd Nor Wan Daud.
”Tapi sekarang, Malaysia pun terkena virus sekulerisme-pluralisme-liberalisme (Sipilis) yang ditularkan dari Indonesia,” ungkapnya sambil menyebut tokoh dan komunitas pengusung Sipilis di Malaysia.
Pada Sabtu (23/7), Kafilah ABIM Sabah menyambangi Kampus STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir di Kampung Bulu, Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Di kampus yang didirikan Dewan Dakwah ini mereka disambut Wakil Ketua Umum Dewan Dakwah Dr Mohammad Noer, yang didampingi Ketua Bidang Pendidikan Dr Imam Zamrodji, Ketua STID M Natsir Ahmad Misbahul Anam PhD, serta Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) STID M Natsir, M Firdaus.
Selain berdialog soal pendidikan, tetamu dari jiran juga meninjau bengkel Balai Latihan Kerja PT Hadaida. Mereka pun sempat melihat-lihat kolam budidaya lele sangkuriang yang dikembangkan LPM STID M Natsir.
”Oi, yummy sangat (wah, sedap sekali),” komentar Maryam Hanani, salah satu anggota rombongan tamu, tatkala mencicipi pecel lele sangkuriang dalam jamuan makan siang di Kampus STID M Natsir.
Kemudian ABIM Sabah menengok Kampus Muslimat STID Natsir di Muslimat Center Cipayung, Jakarta Timur.
Pada Ahad (23/7), aktivis ABIM Sabah mengikuti dialog dakwah dan jurnalistik dakwah dan kemanusiaan di Gedung Menara Dakwah Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat.
Bertindak sebagai narasumber adalah Ustadz Robbyansyah Alfaisal dan Muhammad Idris yang menyampaikan pengalaman berdakwah di pesolsok Tanah Air. Sedang Nurbowo memaparkan praktik dasar jurnalistik.
Hari berikutnya, Senin pagi, ABIM Sabah diterima pengurus Dewan Dakwah yang terdiri Waketum M Noer dan Sekjen Avid Solihin. Mereka juga menyempatkan diri mengunjungi Perpustakaan Dewan Dakwah yang dikepalai Ustadz Abdul Kadir Badjuber.
Rombongan lalu bertandang ke Kantor LAZIS Dewan Dakwah dan diterima pimpinannya, Ustadz Ade Salamun, yang didampingi para staf.
Tak lupa, para aktivis dari Sabah berbelanja buku di Toko Buku Media Dakwah. Favorit mereka antara lain Kitab Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi.
Pusat Dakwah Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat, menjadi tujuan berikutnya. Di sini rombongan diterima Ketua Muhammadiyah Prof Muhadjir Effendy yang juga mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
Aktivis ABIM Sabah yang sebagian masih berdarah Bugir lalu mampir ke Markas Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PPI) di sebelah Gedung Muhamamdiyah. Mereka dijamu Sekjen PB PII Win Alamsyah Lingga dan Dewi Susylowati selaku Ketua Korpus PII Wati.
ABIM Negeri Sabah berdiri pada 1982, dengan nakhoda perdana Yang Dipertua Hj Sainuri Yahmin. Berbeda dengan di Negeri Malaysia lainnya, ABIM Sabah cukup dekat dengan kerajaan (pemerintah negeri). Muhibah ke Indonesia ini misalnya, didukung oleh Menteri Belia dan Sukan Sabah Datuk Tawfiq Titingan.
Jaafar Mahmud mengatakan, kunjungan ini sangat bermanfaat dan inspiratif untuk meningkatkan kerja dakwah mereka di Sabah. ”Di Negeri kami, jumlah umat muslim hampir 50%. Ilmu agama kami juga masih dangkal. Maka kami belajar ke Indonesia,” tuturnya.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)