BOGOR (Arrahmah.com) – Sebanyak 16 aktivis Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Cawangan Negeri Sabah, Malaysia, berkunjung ke Pesantren Pertanian Darul Fallah Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/7/2016).
Kehadiran kafilah yang dipimpin Yang Dipertua ABIM Sabah Jaafar Mahmud ini diterima oleh Kepala Pesantren Darul Fallah KH Abdul Hanan Abbas Lc, yang didampingi sejumlah pengurus seperti Ustadz Bunzamin Wibisono dan Sitti Marina. Rina, panggilan, Sitti Marina, adalah salah satu cucu Allahyarham Dr Mohammad Natsir.
Jaafar Mahmud menjelaskan, muhibah ABIM yang bertajuk Jejak Dakwah Indonesia – Empowering Through Knowledge Sahering and Integration, ini bertujuan mempelajari model dan berkongsi dakwah dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
”Muhibah ini sekaligus sebagai kunjungan balasan atas silaturahim Ketua Umum Dewan Dakwah dan Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah ke Negeri Sabah,” terang Jaafar.
Ustadz Hanan dalam sambutannya memaparkan, Darul Fallah merupakan salah satu unit dakwah yang dirintis oleh Mohammad Natsir dan KH Sholeh Iskandar.
”Selain pesantren, juga dibangun dua pilar dakwah lainnya yaitu Kampus Universitas Ibnu Khaldun Bogor dan Masjid Raya Bogor. Dilengkapi dengan Rumah Sakit Islam Bogor dan BPRS Amanah Ummah,” tutur Ustadz Hanan.
Tiga program Yayasan Darul Fallah adalah pendidikan, dakwah, dan pengembangan masyarakat.
Darul Fallah yang terletak di Jl Raya Bogor-Ciampea km 12, merupakan pesantren berbasis pertanian yang menempati areal seluas 26,6 ha. Lokasinya di Blok Lemahduhur dan Blok Gunung Leutik (Bukit Darul Fallah) di Desa Benteng Kec Ciampea.
Pesantren ini mencetak dai muda yang memiliki jiwa kemandirian dan ketrampilan di bidang pertanian.
”Kita menumbuhkan kecintaan pada pertanian sejak tingkat SMP (Tsanawiyah) hingga SMA (Aliyah),” ujar KH Abdul Hanan Abbas. Alumnus Darul Fallah dikembalikan ke daerah masing-masing di pelosok Nusantara untuk berdakwah dan mengembangkan ummat.
Kafilah ABIM Malaysia yang terdiri mahasiswa dan wirausaha muda kemudian mengunjungi PT DaFa Teknoagro Mandiri. Ini merupakan unit usaha produktif Darul Fallah.
PT DaFa Taman kini menjadi perusahaan swasta nasional yang menjadi pionir dalam produksi berbagai bibit tanaman unggul melalui teknologi kultur jaringan (tissue culture).
Perusahaan ini melayani jasa perbanyakan bibit kultur jaringan dengan tanaman induk dari pemesan, perbanyakan bibit konvensional, pelatihan kultur jaringan, dan bimbingan penanaman dan pembangunan kebun.
”Bibit tanaman yang kami kembangkan antara lain jati kencana, pisang buah, kentang, dan tanaman hias seperti Anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, Chrysant, dan Bunga Lili,” ungkap Muhammad Adil, Kepala Litbang PT DaFa Taman.
Ia menambahkan, saat ini sedang mencoba memproduksi bibit kurma ajwa (Phoenix dactylifera) yang dikenal sebagai kurma nabi. ”Masih dalam tahap inkubasi pembibitan selama 6 bulan,” terangnya.
Adil kemudian mempersilakan tiga wakil ABIM Sabah menjenguk ruang laboratorium yang steril. Sedang aktivis lainnya menikmati yoghurt yang dihasilkan unit usaha pengolahan hasil peternakan Darul Fallah.
”Sedap ini. Boleh kita jual di Sabah,” kata Farid Sainuri, amirul safar ABIM Sabah, sambil menandaskan satu cup yoghurt.
ABIM Negeri Sabah berdiri pada 1982, dengan nakhoda perdana Yang Dipertua Hj Sainuri Yahmin. Berbeda dengan di Negeri Malaysia lainnya, ABIM Sabah cukup dekat dengan kerajaan (pemerintah negeri). Muhibah ke Indonesia ini misalnya, didukung oleh Menteri Belia dan Sukan Sabah Datuk Tawfiq Titingan.
Jaafar Mahmud mengatakan, kunjungan ini sangat bermanfaat dan inspiratif untuk meningkatkan kerja dakwah mereka di Sabah. ”Di Negeri kami, jumlah umat muslim hanya 50%. Ilmu agama kami juga masih dangkal. Maka kami belajar ke Indonesia,” tuturnya.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)