ANKARA (Arrahmah.com) – Ketegangan antara Turki dan Amerika Serikat telah meningkat pasca upaya kudeta terhadap pemerintahan Erdogan, dimana Erdogan menuntut ekstradisi Fethulah Gulen yang berada di AS yang dituduh mendalangi kekerasan tersebut. Pejabat senior Erdogan yang lain juga telah secara langsung menyalahkan Amerika Serikat, sebagaimana dilansir Independent, Ahad (17/7/2016).
Pemerintahan Obama telah membantah keras keterlibatannya dalam peristiwa baru-baru ini di Turki. Dalam panggilan telepon untuk Menteri Luar Negeri Turki, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan: “Tuduhan tak langsung publik atau klaim tentang peran Amerika Serikat dalam upaya kudeta yang gagal adalah benar-benar palsu dan berbahaya bagi hubungan bilateral kami.”
Peringatan itu datang setelah Turki menutup wilayah udaranya, sehingga secara efektif pesawat tempur AS yang telah menargetkan pasukan ISIS di Suriah dan Irak tidak bisa terbang.
Beberapa hari yang lalu, menteri kehakiman Turki Bekir Bozdag mengumumkan bahwa 6.000 orang kini telah ditahan dalam tindakan keras pemerintah terhadap tersangka pendukung kudeta.
Dalam sebuah wawancara televisi Menteri Bozdag mengatakan: “Operasi pembersihan masih terus dilakukan. Sekitar 6.000 telah ditahan. Jumlahnya bisa melampaui 6.000.”
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak pernah menolak permintaan ekstradisi AS untuk “teroris.” Berbicara kepada Washington, ia meminta agar Gulen diserahkan ke Turki.
“Jika kita adalah mitra strategis, maka Anda harus memenuhi permintaan kami,” kata Erdogan.
Berbicara kepada Barack Obama pada Sabtu (16/7), Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan: “Setiap negara yang berdiri di belakang dia bukan teman Turki, terlibat dalam perang serius dengan Turki. Hari ini, setelah upaya kudeta ini, saya sekali lagi menyerukan Anda, saya katakan: Ekstradisi orang ini yang berada Pennsylvania ke Turki sekarang.”
Suleyman Soylu, Menteri Tenaga Kerja Turki, mengatakan bahwa AS berada di balik upaya kudeta. “AS berada di belakang upaya kudeta. Beberapa jurnal yang diterbitkan di sana [di AS] telah melakukan aktivitas-aktivitas selama beberapa bulan. Selama beberapa bulan kami telah mengirim permintaan kepada AS mengenai Fethullah Gulen. AS harus mengekstradisi dia,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)