MANILA (Arrahmah.com) – Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyalahkan intervensi asing atas konflik di negara-negara Timur Tengah. Dia juga menegaskan bahwa Amerika Serikat “mengimpor terorisme”.
“Bukan Timur Tengah yang mengekspor terorisme di Amerika. Amerika yang mengimpor terorisme,” katanya dihadapan Muslim Filipina yang menghadiri perayaan Idul Fitri pada Jum’at (8/7/2016) di bagian selatan Davao City, di mana ia pernah menjabat sebagai walikota selama 22 tahun, sebagaimana dilansir MEMO.
Duterte mengatakan invasi pimpinan AS di Irak menyebabkan negara kaya minyak itu jatuh ke pertikaian berdarah. Dia juga menambahkan bahwa tindakan Amerika tidak memiliki dasar hukum, lansir Chiangrai Times.
Dia juga mengatakan bahwa ketika mendiang pemimpin Irak Saddam Hussein menjadi seorang diktator, ia tetap mempertahankan kontrol di dalam negeri.
“Mereka [koalisi pimpinan AS] memaksa masuk ke Irak dan membunuh Saddam. Lihatlah Irak sekarang. Lihatlah apa yang terjadi ke Libya. Lihatlah apa yang terjadi di Suriah,” katanya.
Duterte membandingkan konflik di Timur Tengah dengan kekerasan yang terjadi di Mindanao. Ia mengatakan bahwa kolonialisme telah memaksa masyarakat adat untuk masuk agama Kristen.
Presiden Rodrigo Duterte berjanji bahwa pada akhir masa jabatannya ia akan mampu mengatasi perang dan koflik di Mindanao.
“Saya kemungkinan bisa melakukan ini dalam waktu enam tahun. Ini tidak akan terjadi dalam semalam. Tentu saja, itu tidak akan terjadi tahun depan,” lansir inquirer.net
(ameera/arrahmah.com)