SANA’A (Arrahmah.com) – Seorang mantan petinggi milisi Syiah Houtsi yang membelot, telah meminta maaf kepada rakyat Yaman atas dukungannya selama ini kepada milisi Syiah yang didukung Iran, ujar laporan saluran televisi Al Hadath.
“Mereka mulai melakukan tindakan pembalasan yang membuktikan bahwa mereka hanyalah kelompok bersenjata tanpa moral atau nilai-nilai Al-Qur’an,” ujar Ali Al-Bikhaiti.
Bikhaiti yang merupakan mantan juru bicara kelompok Syiah Houtsi dan anggota komite politik kelompok tersebut, mengatakan bahwa ia membelot setelah menemukan bahwa ia menerima informasi palsu dari pimpinan milisi Houtsi, lansir Al Arabiya pada Senin (4/7/2016).
Ia juga mengatakan bahwa Houtsi membunuh tawanan perang. Ia meminta adiknya untuk bergabung dengannya dan membelot.
Mantan petinggi Houtsi mengatakan dia mulai berubah pikiran setelah pembunuhan seorang petinggi militer Yaman, Brigadir Hamid Al-Qushaibi pada Juli 2014.
“Houtsi mencuri apa yang ada di dalam rumah dan melakukan pemboman. Yaman telah mengalami banyak perang, tetapi tidak sejauh ini, ini hanya terjadi di ‘Israel’,” ujarnya.
PBB mengatakan lebih dari 6.400 orang telah tewas di Yaman sejak Maret tahun lalu, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Meskipun pasukan koalisi pimpinan Saudi telah melakukan intervensi dalam mendukung pemerintah yang diakui oleh negara-negara Barat dan Arab, milisi Houtsi dan sekutunya tetap mengendalikan banyak wilayah di Yaman, termasuk ibukota Sana’a. (haninmazaya/arrahmah.com)