DAMASKUS (Arrahmah.com) – Korban tewas akibat serangan udara mematikan di Idlib meningkat menjadi 50 orang, termasuk 7 anak-anak, di tengah bantahan Rusia atas serangan udara yang menghantam utara kota Idlib Senin malam (30/5/2016) dan menargetkan dua rumah sakit, kata petugas medis..
Sebagaimana dilansir Zaman al-Wasl, korban tewas pertama adalah 23 warga sipil ketika pesawat-pesawat tempur melancarkan 17 serangan udara ke Rumah Sakit National, rumah sakit Ibnu Sina, distrik industri dan al-Qusour, serta lingkungan al-Thawra.
Kantor berita Interfax Rusia mengatakan bahwa jet tempur Rusia tidak melakukan serangan udara di Idlib pada hari Senin, yang juga menyebabkan 200 orang terluka.
Sementara itu, sekitar 10.000 orang telah melarikan diri dari kota Idlib menuju kota-kota yang berbatasan dengan Turki di tengah kekhawatiran atas terjadinya serangan udara yang baru, ungkap aktivis.
Senin pagi (30/5), dua pelaku bunuh diri meledakkan sabuk yang berisi bahan peledak di dalam benteng pertahanan FSA di Bennish, kota utama di provinsi Idlib, menewaskan 6 orang anggotanya, sumber lokal mengatakan kepada Zaman al-Wasl, Senin.
Pelaku bom bunuh diri tersebut menyusup ke markas Batalyon al-Farouk di Bennish, dan meledakkan diri, kata sumber itu.
Sejauh ini, belum ada dari kelompok oposisi atau ISIS yang telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri tersebut.
(ameera/arrahmah.com)