KUDUS (Arrahmah.com) – Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, menggelar pelatihan kecerdasan emosi dan spiritual bagi mahasiswanya untuk menangkal pengaruh kelompok radikal yang tergabung dalam gerakan sempalan Negara Islam Indonesia (NII), NII KW IX.
“Selain menggelar pelatihan ESQ, kami juga mencoba cara lain agar paham radikal dari kelompok NII tidak sampai menyebar di lingkungan kampus UMK, diantaranya memberikan pembekalan keislaman, kepribadian hingga kesibukan meningkatkan kualitas akademik yang positif diberikan sejak mahasiwa baru masuk kampus,” kata Rektor UMK Sarjadi, di Kudus, Jateng, Rabu (27/4/2011).
Mahasiswa baru juga diberikan pelatihan ESQ sebagai upaya membekali kepribadian yang santun, unggul dan berbudaya. “ESQ ini, sebagai upaya mengantarkan mahasiswa menjadi generasi yang tangguh, unggul, santun, cerdas, dan berbudaya,” ujar Sarjadi.
Meskipun pelatihan ESQ selesai digelar para alumni pelatihan ESQ ditampung dalam suatu wadah agar mereka dapat mengasah berbagai kemampuannya melalui berbagai kegiatan positif. Selain itu, dosen pengajar di UMK juga didorong agar dalam kurun waktu satu tahun mampu membuat sebuah penelitian dengan melibatkan beberapa mahasiswa.
“Mahasiswa didorong agar mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang positif, seperti penelitian atau kegiatan akademis lainnya, sehingga masuknya pengaruh paham radikal dapat diminimalkan,” ujarnya.
Pembantu Rektor II UMK, Iskandar Wibawa mengatakan, berdasar hasil penelitian dari Guru Besar Melbourne Victorya University, Prof Riekleff Urell, Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari empat daerah barometer perilaku anomali terkait gerakan Islam di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Tiga kota lainnya, yakni Kota Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan.
Sejauh ini, kata Iskandar, belum ditemukan adanya indikasi paham radikal, khususnya NII atau terorisme yang menyusup ke kampus UMK.
“Kewaspadaan tetap dijaga agar UMK benar-benar steril dari berbagai paham radikal tersebut,” ujarnya.
Semoga saja para pendidik di lembaga manapun, juga ingat bahwa pemahaman tentang ajaran Islam yang benar dan kaffah juga sangat diperlukan. Bukan saja untuk mengantisipasi “gerakan yang mengaku Islam namun menyesatkan” tetapi juga untuk membentuk pemuda-pemudi muslim berahklak Qur’ani yang mempersembahkan jiwa dan raga hanya untuk Allah semata. (ant/arrahmah.com)