DAMASKUS (Arrahmah.com) – Dua hari diguncang pertempuran sengit untuk merebut Fallujah dari ISIS, hanya segelintir warga sipil yang berhasil melarikan diri dari pertempuran itu, dan ribuan warga sipil yang masih terjebak di kota itu berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Sekitar 50.000 warga sipil terperangkap di Fallujah, kota yang terletak di barat Baghdad dan lokasi serangan militer Irak.
Berbicara kepada Al Jazeera dari Baghdad, Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) Becky Bakr Abdulla menceritakan kisah yang diceritakan kepadanya oleh keluarganya yang berhasil melarikan diri Fallujah, bahwa tentara Irak telah menembaki kawasan yang dikendalikan oleh kelompok ISIS itu sejak Senin (23/5/2016).
“Orang-orang bertahan hidup dengan mengandalkan kurma kering dan air dari sungai,” kata Abdulla. “Harta benda yang berhasil di bawa oleh keluarga-keluarga ini hanyalah pakaian yang mereka kenakan dan kartu identitas.”
Abdulla menjelaskan bahwa beberapa keluarga yang menyelamatkan diri dari kota di provinsi Anbar itu harus melalui jarak sekitar 30 km dengan berjalan kaki dan melewati berbagai pos pemeriksaan untuk mencapai tempat yang aman.
Meskipun serangan itu diluncurkan pada Senin (23/5), pasukan pemerintah Irak telah mengepung kota Fallujah dan pinggiran kota itu selama beberapa bulan, yang mengakibatkan warga mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan.
Sejauh ini, setidaknya 15 warga sipil telah tewas selama serangan tersebut, sumber-sumber mengatakan kepada Al Jazeera.
35 tentara dan milisi sekutu juga dilaporkan tewas. Lebih dari sepuluh milisi Syiah ikut mengambil bagian dalam pertempuran itu di bawah payung Pasukan Mobilisasi Rakyat.
Pada Selasa (24/5/2016), penduduk setempat melaporkan bahwa ada penembakan sporadis di sekitar pusat kota, tetapi kurang intens dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Militer Irak mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil memaksa keluar milisi ISIS dari al-Karma, sebuah desa sebelah timur kota Fallujah.
Menurut Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), ISIS mencegah orang-orang meninggalkan kota tersebut, jauh-jauh hari sebelum pertempuran itu dimulai, dan hanya 80 keluarga yang telah berhasil keluar dari kota itu dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami sangat prihatin bahwa tidak ada jalan keluar yang aman dari pertempuran sengit itu,” kata Nasr Muflahi, direktur NRC di Irak, sebagaimana dilansir The National.
Ketika Fallujah menjadi kota pertama di Irak yang jatuh ke tangan ISIS pada bulan Januari 2014, kota itu memiliki populasi sekitar 300.000 orang.
(ameera/arrahmah.com)