BERLIN (Arrahmah.com) – Pemerintah Jerman berekspektasi akan menghabiskan sekitar 93,6 milyar euro untuk biaya yang berkaitan dengan krisis pegungsi, mengutip draft dari kementerian keuangan federal untuk bernegosiasi dengan 16 negara.
Angka ini cenderung menimbulkan kekhawatiran, khususnya di kalangan gerakan anti-imigrasi.
Jumlah pengungsi yang datang ke Jerman telah menurun tahun ini setelah kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki yang membuat Turki mendapatkan keuntungan berupa perjalanan bebas visa ke Eropa jika berhasil membendung arus imigran.
Majalah Jerman Der Spiegel mengatakan, sebagaimana dilansir Reuters (14/5/2016), perhitungan Departemen Keuangan sudah termasuk biaya untuk menampung dan mengintegrasikan pengungsi serta mengatasi akar penyebab untuk orang-orang yang melarikan diri dari daerah yang dilanda krisis.
Berdasarkan perkiraan, 600.000 migran tiba tahun ini, 400.000 tahun depan, dan 300.000 di setiap tahun-tahun berikutnya. Mereka juga mengharapkan 55 persen dari pengungsi memiliki pekerjaan setelah lima tahun.
Seorang juru bicara kementerian keuangan menolak untuk mengomentari angka tersebut, tapi menunjuk pada pembicaraan yang sedang berlangsung antara pemerintah dan negara tersebut, mengatakan mereka akan bertemu lagi pada 31 Mei untuk membahas bagimana membagi biaya antar mereka.
Laporan tersebut mengatakan bahwa 25,7 milyar euro akan diperlukan untuk membayar pengangguran, sewa subsidi, dan tunjangan lainnya bagi pemohon suaka.
Sekitar 5,7 milyar euro akan diperlukan untuk kursus bahasa dan sekitar 4,6 milyar euro akan diperlukan untuk membantu para migran mendapatkan pekerjaan.
Jerman mengharapkan pemerintah federal untuk menanggung setengah dari biaya yang berkaitan dengan pengungsi. (fath/arrahmah.com)