EMBRUN (Arrahmah.com) – Para pelajar di sebuah sekolah di Perancis melakukan sebuah proyek yang disebut “On The Run” untuk belajar memahami kehidupan para pengungsi.
Sebanyak 73 pelajar dari usia 14 hingga 18 tahun, menghabiskan waktu selama 24 jam dengan menelusuri jalan sejauh 20 kilometer di tengah hujan, tanpa makanan, dan dengan sedikit persediaan air.
“Saya berpikir bahwa mereka dapat mengalami kondisi sosial dan psikologis seperti yang pengungsi rasakan. Tapi mereka melakukannya hanya selama 24 jam. Padahal sebenarnya pengungsi hidup dalam ketidakpastian dan tidak pernah tahu kapan akan berakhir,” Lionel Liron, guru di sekolah tersebut, mengatakan, sebgaimana dilansir Sputnik News (10/5/2016).
Para siswa juga harus menghadapi berbagai ujian seperti membangun kamp pengungsi dan menghadapi peristiwa yang biasanya terjadi selama perang, seperti serangan dan pencurian.
Mereka juga melakukan prosedur administrasi untuk meninggalkan negara dan tiba di tempat dimana mereka ingin mengajukan permohonan suaka, melintasi perbatasan, dan formalitas mengajukan permohonan suaka.
Lionel mengatakan para pelajar akan memahami kesulitan para pengungsi yang berusaha mengklaim suaka di negara asing, juga memahami betapa beratnya meninggalkan kampung halaman sendiri dan mencari perlindungan ke tempat asing.
“Itu sebabnya kami pikir itu tugas kita untuk melihat dari sudut pandang pengungsi. Saya pikir anak-anak akan mengerti apa yang dirasakan pengungsi seperti rasa takut, tapi juga penuh harap. Saya juga berpikir bahwa mereka akan menyadari bahwa kita harus berada di posisi orang lain sebelum kita menghakiminya (pengungsi).”
(fath/arrahmah.com)