JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepala Bidang Investigasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Kombes Riad bin Badar Balfas mati di rumah sakit di Singapura karena memang ajalnya telah tiba. Penyidik pada perkara Ustadz Abu Bakar Baasyir ini menderita kanker paru dalam 2 bulan terakhir, lalu mengalami masa kritis selama 3 pekan sehingga terpaksa dirawat di Singapura hingga ajalnya tiba pada Kamis (5/5/2016) sekitar pukul 02.55 WIB.
“Meninggal sekitar pukul 02.55 WIB di Singapura. Beliau sakit sudah lama,” Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi wartawan Kamis(5/5/2016), lansir JPNN.
Awi merupakan satu angkatan dengan Riad di Akedemisi Polisi (Akpol) tahun 1992. Awi menjelaskan, dua pekan yang lalu, Riad pernah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Hingga akhirnya, Riad dipindahkan ke rumah sakit di Singapura.
“Dulu batu ginjal tapi sudah diangkat. Nah yang sekarang ini ada masalah paru-paru sepertinya. Tapi yang pasti meninggal karena sakit,” bebernya.
Awi mengaku belum mendapatkan informasi jelas terkait kematian mantan Kapolres Tangerang itu. Namun, ia mengatakan, jenazah akan diterbangkan dari Singapura, Kamis (5/5) siang menuju Jakarta dan akan dimakamkan di kawasan Jakarta Timur.
“Akan dibawa ke rumah duka dan almarhum akan dimakamkan di daerah Jakarta timur,” tutupnya.
Diketahui, Kombes Riad pernah menjabat sebagai Kapolres Tangerang selama dua tahun, pada Oktober 2014. Kemudian, Riad ditunjuk sebagai Kabid Investigasi Detasemen Khususu 88 Antiteror. Dia menyelesaikan pendidikan Sespimti, lalu dia menjabat Analis Kebijakan Densus 88. Dia memang dikenal lama bertugas di unit Anti Teror Mabes Polri. Riad pernah menjadi penyidik pada perkara Ustadz Abu Bakar Baasyir. (azm/arrahmah.com)