KABUL (Arrahmah.com) – Dokter Tanpa Perbatasan atau yang lebih dikenal dengan akronim MSF dalam bahasa Perancis, telah menyerukan penyelidikan independen terhadap pengeboman salah satu rumah sakit di Afghanistan oleh jet tempur AS di tengah kritik laporan Pentagon mengenai insiden tersebut.
Serangan udara yang dilancarkan oleh jet tempur AS di sebuah rumah sakit di Kunduz, Afghanistan utara pada 3 Oktober 2015 lalu telah mengakibatkan kematian 42 warga sipil, termasuk 14 staf MSF. Pekan lalu, militer AS mengklaim insiden itu tidak bisa diperlakukan sebagai kejahatan perang. Tindakan disiplin telah diambil terhadap tentara AS namun penyelidikan Pentagon mengesampingkan tuntutan pidana, lansir WB pada Senin (2/5/2016).
Guilhem Molinie, Direktur MSF Afghanistan mengatakan temuan besar telah mengarah pada “pengakuan operasi militer yang tidak terkendali di daerah perkotaan yang padat penduduk, di mana pasukan AS gagal mengikuti hukum dasar dalam perang”.
Dia menambahkan bahwa dalam situasi yang dijelaskan oleh AS, serangan itu tidak dibatalkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada akhir pekan, MSF mengatakan: “Permintaan untuk penyelidikan independen dan tidak memihak oleh Komisi Penemuan Fakta Kemanusiaan Internasional sejauh ini tidak dijawab”.
Laporan AS mengklaim serangan terjadi karena “kesalahan manusia, kesalahan proses dan kegagalan peralatan”, juga mengklaim bahwa tidak ada kru yang menyadari mereka menghantam pusat trauma.
Keluarga dari korban tewas dalam serangan itu telah ditawarkan uang sejumlah 6.000 USD sebagai “belasungkawa”. (haninmazaya/arrahmah.com)